Posts

Showing posts from April, 2020

Ramadan dan COVID-19

Image
Tadinya ingin menulis kemungkinan akan bagaimana ramadanku tahun ini tanpa kegembiraan dan kebahagiaan sebelum COVID19 bertamu untuk memaksa manusia menyadari posisinya di alam semesta tak lebih mulia, tidak lebih perkasa dari makhluk dan penghuni bumi lainnya. Semoga setelah para ahli berhasil menemukan vaksin COVID19, tidak disikapi sebagai kemenangan dan bukti dominasi manusia terhadap ciptaan lain di muka bumi, tetapi sebagai kemampuan belajar dan beradaptasi. Belajar dari pandemi lain yang pernah dialami umat manusia, bisa disimpulkan pandemi termasuk cara alam semesta menyeimbangkan diri dan kembali mendudukkan manusia sebagai salah satu spesies yang sejajar dengan yang lain. Mekanisme yang akan terus dilakukan oleh semesta setiap kali kesimbangannya rusak, Dalam Islam banyak doa dan tuntunan bagaimana bersikap ketika ada wabah. Mulai dari yang bersikap ingin syahid terkena wabah kemudian mati, hingga yang memohon perlindungan sembari menghindari daerah wabah, atau berdiam di

Resensi Suka-Suka: "Picatrix" Bagian #3 - Selesai

Image
Ralat Resensi Suka-Suka Bagian #1 : Ghayat Al Hakim bukan nama pena atau nama asli penulis "Picatrix", tetapi judul asli buku ini dalam bahasa Arab sebelum diterjemahkan ke bahasa latin (Jerman, Perancis dan Inggris) yang kemudian diberi judul "Picatrix". Ghayat Al Hakim berarti 'Puncak Pencapaian Hikmah'. *** Talismant, alias Alchemist, alias Arif Bijak, alias Panrita Istilah dua yang terakhir di atas, sudah akrab dengan bangsa di Nusantara, dengan pemaknaan dan perspektif masing-masing. Picatrix lebih banyak menggunakan istilah 'Talismant' untuk menyebut seseorang yang memahami dirinya, orang lain, ciptaan lain, gugusan bintang dan planet, keadaan, kejadian yang telah dan mungkin akan terjadi, berikut kemungkinan mengubah dan caranya. "Picatrix" mengakui adanya ruang yang merupakan preoregatif Allah Ta'ala, tak bisa diubah oleh Talismant sedigdaya apa pun. Talisman secara rasa, setara dengan makna Arif Bijak, Ki a

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix" Bagian #2

Image
Cuitan di atas, sampai hari ini belum terwujud tuntas. Pernah beberapa kali berhenti, tak pernah bertahan lama. Rekor terlama sebelum ke Jakarta 19 Desember 2017 lalu, hampir sebulan. Beberapa minggu lalu berhasil 4 hari berhenti. Berbeda dengan cuitan tahun 2008, cuitan tahun 2010 menjelang meninggalkan Palu kembali ke Makassar, terwujud dua kali, tahun 2014 dan tahun 2016. Cuitan ini seumuran dengan niat setengah hati berhenti ngerokok dan sama-sama belum terwujud :| Sebenarnya hampir terwujud beberapa kali tiga tahun terakhir, tapi dia keburu ke sono. Ndak apa, belum terwujud mungkin karena 'life map' milikku belum kuberi tahu, atau sebaiknya kita membuat satu peta saja? Peta kita. Kekuatan Kata, Do'a dan Mantra Bukti bahwa pilihan kata dan kesungguhan ketika mengucapkan ikut mempengaruhi ikhtiar, telah kami alami sendiri. Cuitan pertama, berdasarkan pilihan kata dan suana hati dan pikiran jelas tidak sesungguh-sungguh cuitan kedua yang lebih mirip do&

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix" Bagian #1

Image
Buku ini kutemukan tak sengaja tahun 2018 lalu ketika mengumpulkan resensi bacaan sebelum menulis kumpulan esai 'Sketsa Indonesia' , kemudian mengunduh PDF-nya, dua dari empat seri "Picatrix" beberapa hari menjelang Ramadan seperti sekarang. Menjadi teman begadang, selingan sehabis membaca satu ayat dan hadits sehari. Buku ini katanya kitab sihir abad pertengahan yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dari bahasa Arab. Tentang sihir, pemahamanku untuk sekarang, baik yang putih atau hitam, sumber kekuatannya sama, keyakinan, dan dikotomi sihir hitam atau putih dibedakan oleh medium, cara, peralatan, pembantu, dan utamanya niat serta tujuan melakukan praktik sihir tersebut. Keyakinan yang bersumber dari sihir (baik yang diklaim sebagai sihir putih dan shir hitam) menurut kami tingkatannya berada di bawah keyakinan dalam beragama. Keyakinan dalam sihir selesai ketika mencapai keinginan dalam praktik sihir, sementara keyakinan dalam beragama di tahapan mengenal Tuha

Surat-surat Yang Mestinya Kubacakan Di Sampingmu #2

Image
Kembang di halaman 'Rumah Gadang' suku kami, suku mendiang Ibu, seusai pemakamannya 5/4/2017 Surat-surat yang kutulis buatmu memang kurencanakan untuk kubacakan di sampingmu, kemudian berbincang tentang isinya. Hampir seluruh pendek-pendek, sekitar 600 karakter atau dua kali ngetwit 300 karakter. Hanya tiga surat yang lebih dari 3000 karakter, lebih dari 300 kata. Surat pertama isinya singkat: " Jika kamu berpikir suatu hari kita akan bersama, maka kita akan bersama." Bukan Law of Murphy, aku bahkan tidak perlu berpikir.  Bayangkan akan seberapa panjang jadinya pembicaraan tentang kemungkinan bersama, dan ‘Law of Murphy’ saat kita telah bersama. Isi surat kedua tidak kalah ringkas: “Perpisahan adalah ujian terbaik untuk takdir kebersamaan. Andai dugaanku benar, aku ingin berterima kasih pada mereka yang telah mengusahakan ujian ini untuk kita.” Surat ketiga: “Mengetahui rencanamu melanjutkan sekolah, aku tidak ingin membebanimu dengan rindu selama di sana.

KangeM 4

Image

Surat-surat Yang Mestinya Kubacakan Di Sampingmu #1

Kebayoran Lama, 07 April 2018 Thankful for what I feel inside right now, padahal baru merencanakan bertemu, belum beneran bertemu, menyapa, berbincang dan bilang selamat ulang tahun yang tertunda sejak aku tiba bulan Desember tahun lalu.  Berbeda dengan perjalanan sebelum-sebelumnya ke Jakarta, yang dipenuhi rasa cemas, takut, asing dan minder. Kali ini anteng dan damai, seolah akan bertemu bagian diriku sendiri yang telah saling kenal kemudian berpisah dan akan dipertemukan kembali.  Berdebar-debar masih terasa, tetapi tidak acak, kali ini iramanya teratur dan indah. Saya suka dan bersyukur untuk itu. *** Akhirnya ketemu sebagian dari banyak file surat-surat buatmu di antara tumpukan draf. Surat di atas kutulis tidak lama setibaku di Tanah Kusir, Kebayoran Lama, sepulang dari Bandung. Setelah pertemuan sekilas di Babakan Ciamis di depan gang kecil sepulang dari mesjid selepas Asar, ketika manggaa darimu mendahului punten ku, kelabakan menjawab anak-anak kecil pulang menga

KangeM 3

Image
Komposisi 'KangeM 3' hanya berisi sekitar 10% hasil mengolah rasa dengan menambahkan perkusi India dalam aransemen contoh setengah jadi, bawaan aplikasi studio musik yang kupakai. Enggan 'merusak' nuansa rasa di dalamnya yang membuatku ingin menambahkan 1 kolom perkusi India, 1 kolom efek, dan satu kolom drum dan bass pengisi, tanpa melengkapi strukur (tanpa penutup) dan tanpa mengatur peak level volume agar aransemen awal tetap dominan. Untuk sementara niat mencari tahu mengapa para penghafal Al Quran terganggu hafalannya (bahkan ada yang mendadak lupa hafalan) jika ada jeda yang digunakan mendengar musik buatan manusia sebelum menuntaskan hafalan, apakah ada hubungannya dengan kesepakatan menggunakan frekuensi 44100 Hertz (freuensi yang diyakini oleh ilmuwan Nazi sebagai freuensi yang tepat untuk propaganda) sebagai standar ISO yang sebelumnya 43200 Hertz, frekuensi yang dikenal sebagai frekuensi alami alam semesta. Kesimpulan sementara yang telah terbukti empiris

KangeM 2

Image
Karya kedua, mulai belajar lewat yutub cara menggunakan aplikasi studio musik. Struktur chorus, verse, dan seterusnya yang mulai terasa di komposisi 'KangeM 2' ini masih tanpa belajar teori musik. Murni mengandalkan rasa dan pengetahuan empiris hasil menikmati musik-musik karya komposer beneran. Kisah Di Belakang Aransemen Setelah kupikir-pikir, dengan siapapun aku menikah akan selalu menjadi masalah bagi sebagian orang selama bukan dengannya. Mengapa tidak melanjutkan usaha memastikan hubungan ini, akan berakhir di pelaminan atau persahabatan. Mengumpulkan ongkos menemuimu di sana bukan sesuatu yang mustahil teraih dengan menjual aransemen musik-musik pendek dan karya seni lainnya. Keceriaan dalam lagu ini, menggambarkan semangat memulai perjalanan menemuimu di sana, yang aku yakini akan menyelesaikan banyak persoalan, apa pun kesepakatan yang berhasil kita buat di sana akan membaikkan semua orang. Jika kita sepakat serius, maka kebahagiaan kita akan membahagiakan orang

KangeM 1

Image
Ketimbang cuma bengong dihantam kangem dan keharusan tinggal #dirumahaja, mending belajar bikin aransemen musik dengan aplikasi studio musik. Ini karya pertama, bikinnya dengan pengetahuan teknis aplikasi Bigwit Studio nol persen, mengandalkan rasa keindahan, rindu, dan pengalaman menumpang tinggal di studio musik seorang kawan di Tanah Kusir Jakarta selama beberapa bulan tahun 2018 lalu.