Surat-surat Yang Mestinya Kubacakan Di Sampingmu #1

Kebayoran Lama, 07 April 2018

Thankful for what I feel inside right now, padahal baru merencanakan bertemu, belum beneran bertemu, menyapa, berbincang dan bilang selamat ulang tahun yang tertunda sejak aku tiba bulan Desember tahun lalu. 

Berbeda dengan perjalanan sebelum-sebelumnya ke Jakarta, yang dipenuhi rasa cemas, takut, asing dan minder. Kali ini anteng dan damai, seolah akan bertemu bagian diriku sendiri yang telah saling kenal kemudian berpisah dan akan dipertemukan kembali. 

Berdebar-debar masih terasa, tetapi tidak acak, kali ini iramanya teratur dan indah. Saya suka dan bersyukur untuk itu.

***

Akhirnya ketemu sebagian dari banyak file surat-surat buatmu di antara tumpukan draf. Surat di atas kutulis tidak lama setibaku di Tanah Kusir, Kebayoran Lama, sepulang dari Bandung. Setelah pertemuan sekilas di Babakan Ciamis di depan gang kecil sepulang dari mesjid selepas Asar, ketika manggaa darimu mendahului punten ku, kelabakan menjawab anak-anak kecil pulang mengaji. "Kapan Kakak ke sini lagi?" "Di sini Kakak tinggal di mana?" Beberapa pertanyaan anak-anak itu sempat terdengar olehku.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat