Posts

Showing posts from July, 2020

Niat

Image
Senja di dermaga 'POPSA' Makassar, 2014. Ciri kata-kata yang mengandung sifat-sifat baik, yang juga kata kerja —karena butuh kerja keras dengan banyak pengulangan sebelum berkarakter atau bersifat demikian— biasanya hanya satu kata. Seperti; sabar, syukur, tulus, ikhlas, baik, benar, indah, harapan, bahagia dan lain-lain. Satu kata, tetapi tidak membuat seseorang serta merta demikian setelah tahu, dan memahami definisi, ciri dan sifat, sesuai kata yang dimaksud. Seorang fotografer (IG @brunosoaresfphotography), menulis keterangan gambar untuk fotonya di Instagram, foto satu sampan kecil tenang mengapung di teluk yang tenang dengan pasak-pasak bekas tiang dermaga kayu yang berdiri lebih tenang, untuk ketergantungannya pada media sosial. (Foto di sini belum mendekati 50% ketenangan yang digambarkan fotonya). “Dalam dunia yang semakin cepat, setiap hari semuanya semakin buram. Dunia di mana kita tanpa sadar dan tanpa niat masuk ke dalamnya sembari berusaha meyakinkan diri

Ininnawa

Mungkin takdir menganggap urusan dengan kawanku belum tuntas, kami dipertemukan lagi di sebuah warung kopi. Tanpa basi-basi, kembali mengingatkan dengan nasihat ibunya, “Ibuku pernah menasihati, kalau kamu menerima perlakuan buruk yang tidak kamu sukai dari siapa saja, sebelum membalasnya ingatlah satu hal, tidak ada yang lebih membutuhkan kebaikan ketimbang mereka yang terpaksa atau tidak telah berbuat buruk kepadamu.” “Bagaimana menunda marah?” Tanyaku sembari tersenyum bersyukur, nasihat keras dari seorang kawan tetap lebih baik dari pujian seorang musuh. “Ininnawa, sabbara’e!” Jawabnya singkat, kemudian pamit sebelum sempat bertanya, maksudnya lagu yang dinyanyikan ibu-ibu suku Bugis ketika menidurkan anak? Meskipun lahir dan besar di Makassar, bahasa Bugisku tidak sefasih bahasa Makassar. Lagu “Ininnawa” sering diputar sopir angkot, di warung kopi, langgam pengiring di kedai Ballo (tuak khas Sulawesi Selatan) atau di televisi lokal. Ada tiga verse dengan lirik yang hanya be

Tentang Kehilangan

Image
Dua batu gamping penanda pusara mendiang ibu sebelum dipasang subuh-subuh sehari setelah pemakaman. "Ibuku pernah menasihati, kekasih yang berani mengambil risiko kehilangan dirimu bukan perempuan yang tepat untuk dinikahi." Kata kawanku dengan mimik serius, lalu kembali sibuk dengan aplikasi obrolan di ponselnya. Walau sekadar menyalin ulang, nasihat ibunya cocok bagi yang merasa memiliki lalu takut kehilangan. Bukan buatku yang sedang belajar malu hati kalau sampai takut kehilangan sesuatu yang memang bukan milikku, nyawa yang membuatku bisa menulis sekarang juga bukan punyaku. Sengaja kudiamkan agar obrolan berlangsung singkat. Kami pun berpisah tanpa mencari tahu, mengapa ia menjadi bagian dari gelombang ke sekian yang memasuki wilayah yang beberapa tahun terakhir berusaha diubah orang-orang, tanpa menjelaskan di balik gelombang yang membawanya menemuiku dengan nasihat ibunya ada apa, siapa, dan mengapa. Tidak heran, besarnya imbalan dan idealnya ambisi, harapan