Posts

Showing posts from October, 2014

Koran Pagi

Konon, koran pagi negeri langit kurang lebih sama dengan koran di bumi. Sudah tersedia template kosong untuk artikel, dari opini, surat dari pembaca, resonansi, berita biasa, slot iklan, lengkap dengan headline dan lain-lain. Bedanya, koran langit tanpa editor, tanpa tema atau misi tertentu, semua berita tertulis apa adanya, ditulis langsung oleh pembuat berita. Tiap pukul 1 pagi dini hari malaikat turun ke bumi membawa template kosong hingga pukul 4 subuh, sebelum kembali lagi ke langit. Kadang kembali dengan template yang sudah penuh terisi berita hingga perlu halaman ekstra, kadang hanya terisi satu berita, kosong tanpa berita juga pernah. Halaman khusus berita kebodohan dan kejahatan mahluk bumi tidak begitu menarik, mereka sudah menyaksikan sendiri semua kelakuan manusia dari jaman Adam hingga manusia akhir jaman. Tidak ada yang baru, hanya pengulangan atau variasi belaka. Dari pembunuhan pertama Kabil dan Habil, kelakuan umat Luth, kesombongan umat Musa akan kecerdasan

Lukisan Kaligrafi **

Dari semua perjalanan dengan pesawat terbang yang pernah kulakukan, semalam termasuk paling berkesan. Untuk pertama kali, pesawatnya yang harus menunda ke runway 5 menit karena keasyikan baca **buku kumpulan cerpen Gus Mus "Lukisan Kaligrafi" di ruang tunggu. Buku yang kupilih sendiri dari ruang baca seorang sahabat yang mengantar ke bandara. Tebalnya pas untuk menjemput kantuk di jam penerbangan terakhir. Saya menikmati sampai tertawa sendiri, dari satu cerpen ke cerpen berikutnya. Baru tersadar panggilan dengan sebutan nama dari pengeras suara bandara selembar lagi menamatkan cerpen "Lukisan Kaligrafi". Buru-buru masukkan buku ke dalam ransel, saya penumpang terakhir yang naik ke pesawat. Begitu mau duduk, teringat hapeku masih tercolok di kotak pengisian ruang tunggu B6! Buru-buru kembali ke tangga pesawat minta ijin mau ke dalam lagi, tapi petugas darat bilang biar dia yang mengambilkan. Pilot memberi ijin 5 menit, ketemu atau tidak pintu pesawat ditutup. 4

Seteru

Bila dalam politik tidak ada seteru abadi, apalagi dalam cinta? *mikir lugu* Adakah mahluk, sifat atau sesuatu yang bisa dijuluki seteru (musuh) sekalian alam? Yang proklamirkan diri mau memusuhi manusia sepanjang hidupnya cuma iblis, toh tidak dibalas Adam A.S. dengan balik proklamirkan diri memusuhi iblis, hanya meminta perlindungan pada Tuhan. Satu persatu jenis perseteruan bila dikuliti, sampai semua dalih pembenar permusuhan dibuang, musuh sebenarnya adalah diri sendiri semua pihak-pihak yang berseteru. Yang salah mungkin bisa lebih mudah mengakui (kemudian melakukan perbaikan) kesalahannya, bila tidak dipojokkan sebagai pesakitan. Yang benar juga jadi bisa menyadari, bahwa dia hanya menunggu giliran sebelum tiba masanya  berbuat salah. Seteru politik bisa didamaikan kepentingan, karena kesamaan kepentingan dalam tempo tertentu. Bisa juga karena kesamaan kepentingan yang lebih besar, cita-cita berpolitik misalnya. Seteru cinta, sebenarnya tidak ada, hanya sedang menat

Dua Macam Kesiangan

Dari banyak jenis kesiangan pernah kujalani, dari efeknya hanya dua macam, satu dengan sakit kepala, satunya lagi tetap segar meski kesiangan. Penyebab kesiangannya sama, tidurnya kepagian. Penyebab kenapa telat tidur yang menjadi pembeda, berefek sakit kepala atau tidak. Kalau telat tidurnya karena 'dipaksa' mikir kadang sampai menulis, hal-hal yang tidak ada perhitungan untung-rugi atau wani piro, tahan melek sampai pagi, tidur habis subuhan 1-2 jam cukup, bangun jam 9 atau 8 pagi, segar. Tapi kalau dipakai mikir urusan yang tidak kalah pentingnya, urusan pekerjaan, yang darinya bisa dapat keuntungan berupa duit dan lain-lain, kok malah suka sakit kepala ya pas diajak bangun kesiangan? Kalau enjoy waktu mikirin, sama-sama enjoy, hanya pada yang tidak bikin sakit kepala, dalam diri seolah ada yang mengajak berdikusi. Apa harusnya semua diawali dengan niat bukan mencari untung atau menghindari rugi? Bisa juga sih, karena setiap aktifitas mesti menawarkan keuntungan dan keru

Oleh-Oleh #1: Perantau

Kemarin di kota Padang, sempat survey pandangan mata 2 hari, ceritanya diminta jadi mentor salah satu ponakan oleh ibunya yang mau memulai wirausaha. Sekalian menyindir halus, saya yang belum menetap di satu bidang usaha dan tempat :D Karena pengalaman pernah ikut jadi penggembira waktu perancangan master plan kota Palu, cara berpikir melihat kota Padang pakai kaca mata itu. Melihat zonasasi, melihat bentukan-bentukan zona baru dari perpotongan dua atau lebih zona, pergeseran pertumbuhan kota karena isu potensi megatrust, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, infrastruktur, budaya dan lain-lain. Dalam dua hari, tentu baru bisa memandang kota Padang sebagai pendatang. Ikatan emosional baru datang dari gen, bukan pengalaman eksplorasi dan berbaur. Mau memandang diri sebagai putera daerah juga, agak mengganjal meski ayah ibu asli Minang. Lahir besar di Makassar, selanjutnya nomaden. Menyebut diri perantau juga tidak pas. Hari terakhir survey, berakhir di kafe kampus

Fiksi: Garis Keperakan IV

BAB IV - Menari Menarilah, karena hidup adalah gerak; melangkah, berlari, jatuh, melompat, berjinjit, berputar dan terdiam. Coba berbalik dan tutup mata sehabis menatap langsung sorot lampu atau matahari, masih tersisa bulatan terang jejak lampu di kelopak. Hanya butuh satu ketukan di garpu tala hatiku, untuk gaung yang kubawa seumur hidup. Aku sudah tahu apa yang membuat gemanya berhenti, sentuhan lembut pada salah satu cabang tala. Seperti yang dilakukan Tania semalam, maukah dia selalu ada? ...sudah dulu latihan nulis fiksinya

Fiksi: Garis Keperakan III

BAB III – Interlude Ketika band metal dan band rock sedang bermain musik menyela konser di satu panggung, kira-kira musik apa yang akan mereka mainkan? Menurutku, kalau bukan dangdut mestinya soul. Musik yang membuat band musik bingar melembut, jujur menari dengan perasaan mereka sendiri. Karena segala kebaikan hidup ada pada kejujuran. Malam ini aku diajak makan malam Roy. Aku suka caranya menatapku di tempat Deni kemarin. Dia jujur, terlalu jujur bahkan, tidak ada yang disembunyikan sorot matanya, membuatku kembali merasa perempuan. Lugu mungkin lebih pas, kata-katanya berhamburan tanpa koreksi. Aku ingin sejujur dia. Pelayan menghampiri kami, “Sudah siap mau pesan apa?” “Aku pesan sereal,” kata Roy buru-buru. “Aku minta lemon tea,” kataku. “5 menit siap, dua itu saja dulu?” tanya pelayan menatap heran pada catatan pesanan kami berdua. “Apa tidak terlalu malam untuk sereal Roy?” aku sama herannya dengan pelayan kafe. “Kau sendiri, kenapa pesan teh?” “Karena kau me

Fiksi: Garis Putih Keperakan II

Bab 2 – Metal Tania “The things of the night cannot be explained in the day, because they do not then exist.” ERNEST HEMINGWAY, A Farewell to Arms ”Hemmingway gila! Ibu harus tahu ini.” Bergegas aku turun ke kamarnya. “Apa hidup kurang getir, kenapa Hemmingway harus menulis kisah yang tidak berakhir bahagia? Dari awal sampai menjelang akhir pembaca digiring berpikir tentang akhir bahagia. Istrinya hamil dan menunggunya pulang dari peperangan. Dia bahkan berdansa sendiri sambil membayangkan dipeluk suaminya. Saya sampai membayangkan menemaninya berdansa. Kenapa Hemmingway tega membunuhnya? Tepat setelah suaminya pulang ke rumah?” “Roy, bisa besok saja kau cerita? Ini pukul 3 pagi.” Kata ibu mengusap matanya. “Kalau nisan Hemmingway dekat sini, sekarang juga aku ke sana bu. Dia keterlaluan!” “Lalu kenapa kami yang dibangunkan kekesalanmu Roy? Kau berutang maaf pada ibumu dan aku.” Kata ayah menatapku serius. “Aku tidak mau minta maaf, ini kesalahan Hemmingway.” “Kalau be

Sorga di Bumi

"Sorga sudah bisa kita raih sejak semasa hidup." Sehabis 'asal' menginterpretasi film kemarin, sehabis jum'atan, kalimat di atas terngiang-ngiang. Posting ini untuk 'memeriksa' pendapatku di atas. Definisi Sorga Di Bumi Bermacam-macam definisi sorga yang bisa dicapai di bumi, bila kita menanyai setiap orang. Bagi perokok berat dan peminum kopi, rokok sebatang dan kopi panas, sudah keping sorga. Bagi yang sedang patah hati, meski perih namun meringis dalam kamar yang lapang dan sejuk masih sorga sedikit ketimbang patah hati dalam kontrakan kecil yang pengap, panas dan bayaran tertunggak. Ada yang menganggap sorga adalah ketika keinginannya berbagi kebaikan bisa terlaksana. Ada juga yang menganggap sorga di bumi adalah dengan berhasil menjalani hidup penuh kehati-hatian dan kesederhanaan untuk sorga yang lebih baik pada kehidupan selanjutnya. Dari beragam definisi di atas, bisa disimpulkan sementara: sorga di bumi, adalah terpenuhinya keinginan (

Fiksi: Garis Putih Keperakan I **

** iseng latihan, menulis interpretasi film "Silver Linings Playbook" Bab I - Rock Roy Setiap orang memiliki kegilaannya masing-masing. Salvador Dali, Pablo Picasso, Van Gogh, Gaugin, Sebastian Bach, Beethoven, menjadi terkenal karena kegilaan mereka. Sementara saya, dengan keputusan pengadilan dinyatakan gila dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Ayahku, divonis pengadilan tidak boleh masuk stadion seumur hidup. Sejak itu ayah menonton klub bola kesayangannya dari televisi. Di stadion ayah berkelahi dengan pendukung tim lawan yang berakhir di rumah sakit, patah tulang dan gegar otak ringan. Kegilaan ayah mungkin menurun padaku. Saya sendiri bingung, yang gila sebenarnya siapa. Para hakim yang menjatuhkan vonis saya gila dan harus dirawat, atau cinta sudah tidak lagi dianggap sebagai kegilaan yang bisa dimaklumi meski tidak masuk akal. Orang-orang itu sudah benar-benar gila, bila tidak lagi membutuhkan cinta agar bisa menerima kegilaan masing-masing Menurut dokter