Posts

Showing posts from February, 2015

Menulis Ulang Kisah Lama *

* rasanya sudah pernah kuposting, yang ini menggabungkan dua postingan jadi satu. Alkisah pada jaman dahulu kala, di pelosok gunung ada sebuah majelis pengajian yang dipimpin oleh seorang arif. Usianya yang makin sepuh mengingatkannya agar segera menyiapkan pengganti, siapa kira-kira diantara 100 orang muridnya yang hampir tamat bisa meneruskan mengajar dan menyebarkan kebaikan. Di sebuah majelis kebaikan, seringkali di antara 1000 murid yang menerima sertifikat kelulusan, hanya ada 1 yang menerima sertifikat mengajar. Bahkan bisa bukan dari kalangan murid yang meneruskan. Seperti alam, kebaikan juga memiliki caranya sendiri menjaga diri. Sang guru butuh sendiri untuk berpikir. Bahkan cinta membutuhkan waktu untuk sendiri, seperti lirik lagu kesukaannya. Keesokan usai subuh seluruh murid dikumpulkan di pendopo. “Hari ini kalian semua boleh turun gunung, pulanglah ke rumah, ke kampung, sebarkan kebaikan yang kalian pelajari di sini.” “Terima kasih guru, kami memang sudah rind

Makassar Akan Aman #1

Baru kemarin malam tidak pulang lewat tengah malam, biasanya paling cepat pukul 1 pagi. Katanya kota Makassar lagi rawan begal dan kriminal bermotor. Alhamdulillah, selama ini belum pernah sekalipun bertemu mereka. Ngidernya di selatan kota yang termasuk aman. Daerah yang kebetulan tidak termasuk daftar daerah rawan yang banyak beredar di sosmed dan broadcast bbm. Dulu tinggalnya di selatan kota juga, di kampung Parang, sudah dua tahun pindah di sekitar Mannuruki. Secara umum lingkungan di sini mirip dengan lingkungan yang lama, karena 4 tahun belakangan jalan melulu, baru saling lempar senyum dengan tetangga, belum sampai begadang bareng. Pengalaman ngider tahun 90an, masa SMA sampai kuliah, secara umum karakter masyarakat kota Makassar yang tinggal di Selatan dengan yang di Utara memang beda. Tingkat pendidikan formal dan taraf ekonomi hasil survey pandangan mata, bisa dikatakan sama. Beberapa perbedaan yang terlihat:  logat, dan pola pikir. Sekali lagi secara umum dan berdasar

Berlahan Luruh ***

*** interpretasi suka-suka lirik lagu "Falling Slowly" Entah kamu siapa, yang aku tahu kubutuh kau. Kata berhamburan menyerbu, menipu, dan aku hanya diam. Permainan yang tak pernah cukup, melebihi tujuan kita bermain, sekarang harus sebagaimana mestinya. Bawalah kapal ini sebelum benar-benar karam, arahkan menuju rumah, masih ada waktu. Lantangkan harapanmu dalam doa-doa, ada pilihan dan kau akan berhasil kali ini. Embun luruh di pelupuk, mengenali sepasang mata yang menatapku. Jangan surut. Rasa yang mengantar, rasa yang meniadakan, dan aku yang menghitam. Engkau sudah cukup menderita memerangi dirimu sendiri, kini waktunya menang. Dayunglah kapal ini menuju pulang sebelum karam, kita masih ada waktu.

Kindness **

Image
** interpretasi habis nonton trailer Disney's - Cinderella 2015 dan OST -nya "Where there is kindness, there is goodness. And where there is goodness, there is magic." ~ Cinderella's Mom secret mantra. Awalnya nyari OST "Paddington", lagu calypso waktu si Paddington beruang hujan-hujanan tinggalkan rumah Mr. Brown dengan rasa bersalah, di ceruk bangunan era Victoria  ada band Carribean yang berteduh dari hujan main musik pas Paddington lewat. Epic, been there :D Cuma dapat satu lagu di youtube, "London is Place for Me". Kata kunci pencarian OST ngantar ke OST Cinderella . Komen klipnya asyik-asyik: “Its like if it was a person about to finish something they always wanted. The more courage = More happiness = A better world.”  “Maybe this music is supposed to be made to represent the ones who don't give up and have courage and be kind.” Ada yang komen intronya mirip lagu " Falling Slowly " dan tabuhan perkusi di tengah

Hierarki Kebutuhan Hidup Manusia

Kemarin masukin teori Maslow sebagai pengantar sebab bertemunya dua orang karakter rekaan dalam tulisan fiksi. Malah berkepanjangan mikirin teori Maslow. *** Teori hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow yang menyebabkan orang menjadi individualistis atau begitulah manusia di lingkungan teorinya? Embuh. Membicarakan manusia berarti berbicara tentang konstanta yang tidak permanen, bisa mampat, bisa kembang dan lebih sering tidak berpola simetris hierarkis ketika mengembangkan dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, baik badani apalagi ruhani. Hierarki kebutuhan hidup Maslow membuat analogi “Lebih enak mana patah hati di dalam mobil wangi yang ber-ac dari pada patah hati di dalam angkot yang pengap?” terasa benar dan logis. Lebih nyaman dalam mobil ber-ac, padahal masalahnya di hati bukan di mobilnya. Pada suatu keadaan manusia bisa merasa cukup dan bahagia dengan udara yang dihela, air minum dan sepotong roti, pada keadaan yang lain, butuh lebih, meski lebih ser

Pecinta **

Ketika musim gugur tiba, berapa banyak orang yang patah hati saat bunga-bunga rontok, karena cintanya belum sampai ke akar? ~ Rumi (diadaptasi) ** dari pada latihan ngarang pakai aplikasi android prompts, prompts #40 tentang kotak yang ditemukan di loteng dan bukan milikmu. Menulis lebih mudah dari pada ngarang :D .. sambung besok, film mandarin di gtv bagus :D