Posts

Showing posts from August, 2008

I Wish...

Lagu punya Lighthouse Family aku denger dari hp waktu lagi duduk-duduk liat sunset tadi.. Pengen menuliskan semua apa yang aku rasa sekarang, tapi takutnya keburu mati lampu lagi. Lagu ini udah menghimpun apa yang aku rasa sore tadi.. I wish i knew how it would feel to be free I wish i could break all the chains holding me I wish i could say all the things that i should say say 'em loud say 'em clear for the whole wide world to hear I wish i could share all the love thats in my heart Remove all the bars that keep us apart And i wish you could know how it feels to be me Then you'd see and agree that every man should be free I wish i could be like a bird in the sky How sweet it would be if i found i could fly Well i'd soar to the sun and look down at the sea and i sing cos i know how it feels to be free I wish i knew how it would feel to be free I wish i could break all the chains holding me And i wish i could say all the things that i wanna say Sa

Siapa Pula Yang Bisa Nahan Rindu?

Coba deh liat slide show pic si Ariel di bawah..

Hari Besar

Hari ini 23 Agustus 2008 nambah satu lagi ponakan dari uni Nina, si Ariel sekarang sudah punya saingan ngerebut tahta jadi raja kecil di Makassar. (punyaku sendiri kapan ya? ;) yang jelas ikhtiarku tahun ini juga --ikhtiar nikah dulu anak sesudahnya tentu, mo pake jalur normal aja deh, nikah dulu baru anak, amin..-- Skala prioritas numero uno! Yang lain nomer dua. Kerjaan, pemberdayaan diri sendiri dan lingkunganku, semua nomer dua. Kenapa juga baru sekarang jadi nomer dua? :D Beneran mah kata si Steve Jobs, waktu kita terbatas jangan habiskan hidupmu untuk orang lain. Masalahnya kalo kita cinta ama semua mahluk Tuhan? Nah lo! Emang punya gitu? Cinta tak berbatas seluas semesta?  Gak lah, aku masih cetek banget soal being "rahmatan lil 'alamin".. Mungkin Aku Terlalu Pemilih Padahal kalo diikutkan kompetisi aku juga belum tentu kepilih.. Hehehe.. Nggak, pemilih mungkin nggak. Berhati-hati iya karena pernah trauma. Soal trauma nggak usah dibahas di sini ya? Yang jelas

PADAM PAM PADADAM PAM PADADA PAM

Belakangan postinganku gaya menulisnya serius semua, serasa baca buku terbitan Balai Pustaka aja. Masalahnya kalo mo nulis dengan bahasaku sehari-hari yang bercampur aduk makassar, sunda, jakarta, palu dan bahasa hewan --bisa-bisa yang ngerti cuma aku-- lalu untuk apa dank? (nah lo! dank: imbuhan khas yg biasa dipake di Palu, Manado, dan Gorontalo) --yang dalam kurung lebih parah lagi, JS. Badudu bangeeet! :D Alhamdulillah, walaupun listrik ama air di Palu selalu "padam dam padadam pam" (baca dengan gayanya peterpan nyanyiin lagu Aku dan Bintang :) Ada bagian yg aku ilangin.. Ntar kelelep beneran! :D Mohon maaf buat temen-temen blogger, aku belon sempat "do follow" gara-gara "padam dam padadam pam" itu tadi. Tadi sebenarnya sudah mau posting artikel terjemahan soal "Pemetaan Pikiran" yang bisa membantu kita berpikir secara "holistik" atau menyeluruh dengan segala keruwetan masalah yang melingkari kepala, cuma bahasanya masih "

Cermin, Apple dan Cinta (part 2 of 2)

Cerita ketiga Saya sekitar kematian. Ketika saya berusia 17, Saya membaca suatu kalimat dengan tanda kutip yang bunyinya kira-kira: "Jika anda hidup setiap hari seolah-olah hari ini adalah hari terakhir anda, maka suatu hari anda akan menemukan bahwa anda adalah orang yang benar." Kalimat tu memberi kesan yang  mendalam pada saya, dan sejak itu, Saya singgah di depan cermin setiap pagi dan berkata pada diri sendiri: "Jika hari ini adalah hari terakhir hidup saya, akankah saya melakukan apa yang saya ingin lakukan hari ini?" Dan bila jawabannya "Tidak" untuk beberapa hari berturut-turut, Saya menjadi tahu bahwa saya perlu mengubah sesuatu. Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah perangkat terpenting yang saya temui untuk membantu saya membuat aneka pilihan besar dalam hidup.  Karena hampir semuanya — semua harapan dari luar, semua kebanggaan, semua ketakutan, kebingungan atau kegagalan -- rontok di depan wajah kematian, meninggalkan hal-hal yang m

Semuanya Diawali Cinta (part 1 of 2)

Blog ini mestinya saya posting 4 hari yang lalu, tapi PLN di Palu lagi gak karu-karuan sehari cuma 6 jam nyala selebihnya gelap. Habislah gelap masih gelap juga ya? Saya makin yakin bahwa segala sesuatunya sudah diatur-Nya. Begini --sudah bukan soal PLN yang jadwal pemadamannya aja tidak teratur-- sehabis posting tentang Apel dan cermin, iseng ngeklik tombol "stumble" di toolbar browserku, yang muncul teks pidato Steve Jobs, CEO Apple komputer & Pixar Animation Studio. Teks pidato ini udah pernah ada di buku "Sekolah Saja Tidak Cukup" tapi versi ini lebih lengkap dan yang mencengangkan dia berbicara tentang cermin dan apel juga! Versi asli dalam bahasa inggris udah saya posting di versi inggris blog ini. Saya merasa sangat terhormat berkumpul dengan anda semua di sini dan memberikan sambutan di acara wisuda di salah satu univeritas yang terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus dari perguruan tinggi, saat ini adalah momen terdekat saya pada acara wisuda. Saa

Apel Tidak Jatuh Jauh dari Pohonnya

Buah apel nggak jatuh jauh dari pohonnya, karena kalo jatuhnya jauh.. Newton tidak bakal ngeliatin buah apel jatuh yang bikin dia mikir sampe2 nemuin teori gravitasi, padahal semua orang ngeliat buah apel jatuh ke bawah, tapi cuma Newton yang nanya kenapa?.. Nggak. Aku bukan mau nulis tentang dosa turunan atau tabiat keluarga juga bukan tentang kesalahan gen. Aku lebih percaya bahwa kita yang memilih dengan sadar atau tidak, --tapi lebih banyak tidak sadarnya-- hingga kita menjadi kita hari ini. Mengambil pilihan untuk secara sadar menjadi sesuatu (baca: manusia seutuhnya) atau (pura-pura) tidak sadar dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja, hingga suatu hari ketika bercermin yang terpantul wajah seorang pecundang bangun kesiangan. Apel tidak jatuh jauh dari pohonnya, kata-kata itu yang kupikirkan waktu bercermin setelah ganti baju kehujanan naek motor. Ribuan flashback tentang apa saja yang telah kulalui sebelum sampai pada hari ini dan ribuan kemungkinan lain yang menungguku be

Pesta Rakyat Tujuhbelasan

Memoar Veteran Pejuang Kemerdekaan Pada Sahabatnya

Image
Zaman Edan dan Doa Buat Husni Djamaluddin Oleh:  Ali Walangadi, terangkum dalam buku "Husni Djamaluddin (alm) yang Kami Kenal" kalo tidak salah gitu deh judulnya. Bukunya ama hardcopy tulisan asli dengan mesin ketik (Pak Ali 88 tahun ini tetangga, guru lukisku, kakek, ayah, teman, sahabat, saudara dan juga musuhku :) ada di Makassar Ada banyak memoar "old-crack" Indonesia utamanya yang sekampung dengan almarhum pak Husni. Tulisan pak Ali Walangadi ini salah satu favoritku dan untuk kali ke-3 setiap bulan Agustus aku repost.   Kita lahir di zaman edan, ketika kita mulai mengenal huruf dan tanda-tanda alam, hutan, laut, dan langit, kita pun melangkah masuk Kota Makassar. Di taman kota terpajang pengumuman dengan huruf besar: “Verboden voor Dieren en Inlander.” Ketika kita tanya pada papa dan mama: “Apakah kita sama dengan binatang?” Papa diam dan beranjak dari kursi malasnya yang tua, sedang mama diam dan merunduk, “Kok begitu?” Di Eropa, Perang Dunia II melet

Let's Doing Married, Not Just Write It! *)

Image
Maunya sih geeetuu.. Amin. Melengkapi koleksi advice, nasehat, suruhan, perintah dan sedikit omelan, eh banyak! :D Trus ini juga gara-gara baca postingan mbak Else di blognya: Mau Dong Menikah ama imbas semangat para pejuang kemerdekaan.. Entah udah berapa kali aku nulis tentang menikah, ini yg pernah aku posting di blog friendsterku tahun 2006. 3 bulan belakangan ini desakan untuk kawin seperti banjir bandang aja datangnya! Nyokap pake ngancem soal nanti dia keburu wafat, bikin gw makin tertekan aja.. Jangan-jangan gw udah durhaka.. Mereka pikir gw gak pengen kawin apa?! Gw juga mau keinginan gw sejak kelas 5 SD itu bisa terwujud tahun ini, insya Allah.. Kasih gw waktu dikiiit lagi! Ada banyak hal yang mesti gw bersihin sebelum melangkah ke sana, ada banyak takdir yang mesti gw tau endingnya sebelum ke sana, ada yang seseorang yang gw tunggu ketidakpastiannya.. Nggak! Gw gak lagi nyari-nyari alasan! Sungguh! Gw juga capek puasa kok! Dan tahun ini gw mo buka puasa! Amin. Untuk k

Hasanuddin Airport Makassar

Image