Posts

Showing posts from July, 2013

Salah Kalau Menganggap Orang Kampung Itu Bodoh-Bodoh

Tentu mereka akan nampak "bodoh", bila kita memakai kacamata "orang kota". Kacamata yang berfilter angka-angka statistik. Angka jumlah sarjana, angka pendapatan perkapita, angka keluarga sejahtera, angka jumlah pemilih dan angka-angka lain. Kalau dibalik, bagaimana bila mereka yang memandang orang kota? Entah filternya apa, yang jelas mereka tidak akan semudah kita "mengkonversi" manusia menjadi angka. Hampir semua kampung (dan beberapa pulau) di Indonesia yang sempat aku singgahi miliki kearifan yang sama. Kesederhanaan yang lahir dari kebersahajaan dan kejernihan hati. Mengenal cukup dari syukur dan sabar. Logika, nalar dan filsafat mereka mumpuni. Mungkin karena "induk ilmu pengetahuan" itu homogen dengan hati dan pikiran yang jernih. Tentang politik? Mereka tidak sebodoh yang dipikir oleh (sebagian) politikus di kota. Baru sekali nongkrong di lapau (warung kopi kecil) depan surau, nguping pembicaraan para petani, sopir angkot dan pare

Oh Maha..

tangis bapak tua padamkan tungku perapian turun ke jalan Sudah lewat tengah malam, debu-debu beterbangan di jalan. Kota ini tidak pernah tidur, pepohonan masih gugurkan dedaunan. melangkah bapak tua membelah hujan mengadu rindu Membaca denyut jantung tiap perkara. Pada akhirnya, jantung hati lampaui segala ihwal. dalam deras hujan pemuda menyapa oh bapak, istirahatlah biar kutuntaskan rindumu Hidup terus bergulir melalui ruang-ruang dingin. Sesekali bulir air berkunjung di musim panas, datang dengan keping kenangan. *inspired when i heard "Omaha" from Counting Crows and big bee around my lamp..

Boleh Titip Do'a?

Kepada para "pejuang" lailatul qadar, titip do'a untuk perdamaian di belahan dunia manapun yang kini sedang bergolak. Mesir, Suriah, Syiria, Palestina, Sampang dan semua tempat di muka bumi yang sedang konflik sampai bunuh-bunuhan, beberapa mengatas namakan Tuhan, dan daerah yang tertimpa bencana, kelaparan, kemiskinan, utamanya disekitar kita. Banyak keadaan yang bisa diubah, tapi lebih banyak lagi pembiaran tak turun tangan walau kejadiannya di depan mata. Mungkin naif bila berharap di seluruh belahan bumi bisa tercipta perdamaian dan semua mahluk berbahagia. Sama naif nya bila inginkan perdamaian tapi tidak melakukan apa-apa, walau sekedar memanjatkan do'a. Seperti naifnya berharap kelimpahan kemuliaan seribu bulan, sementara dalam rumah sendiri, kita belum pandai memuliakan kedua orang tua, sanak saudara dan tetangga. Hanya berharap, ramadan yang kudus, sendu dan syahdu, seperti "wangi" yang sesekali terbawa angin dari surau dekat rum

Nguping tausiah lagi: "Jalan ke Sorga" **

Image
**nama Uztasnya kelewatan, belum duduk manis dalam kamar, ceramahnya sudah mulai.. Suatu hari di pasar Padang Panjang, seorang kakek yang baru datang dari Jakarta mulai lupa naik angkutan umum apa untuk sampai ke Bukittinggi. Dicari-carinya orang tempat bertanya. Tidak ada polisi tidak ada petugas. Bukan hari pasar, terminal sepi siang itu. Di kejauhan dilihatnya seorang anak kecil pedagang asongan kerupuk jangek (kerupuk dari kulit sapi). Anak ini tentu tahu angkutan umum mana yang harus aku naiki, dia mengenal terminal dengan baik, tempatnya berjualan sehari-hari, pikir si kakek. "Nak, tahu jalan untuk sampai ke Bukittinggi? Naik bis apa?" "Mobil merah 'tuk (atuk; kakek) colt atau kijang, sebentar lagi usai Duhur banyak yang masuk.." "Terima kasih Nak.. Sebagai ucapan terima kasih, mau kau kuajarkan suatu hal?" "Apa itu Atuk?" "Kuberitahu kau jalan ke sorga.." "Atuk ini ada-ada saja, jalan ke Bukittinggi saja Atuk

Niat Saja Tidak Cukup*

Image
*nguping tausiah usai Isya di masjid dekat rumah. Malam ini gak motret MTQ, lomba nasyid dan shalat jenazah di sana. Kemarin juga tidak jadi. Salah seorang panitia yang masih keluarga dekat, aku ajari bagaimana pakai mode auto di kameraku dengan baik dan benar. Sekutip dua kutip dia sudah bisa bikin foto dokumentasi kegiatannya. panggung untuk ngaji mirip pelaminan Kembang desa yang jago-jago ngaji pada keluar rumah semua kalau ada keramaian begini, ayu ayu pisan. Mending dengar dari rumah. Aman. Kemarin pas pembukaan acara, tausiahnya ringkas, karena ada banyak sambutan-sambutan pembukaan. Tapi tadi pas malam ini, malam kedua nggak. Malah ada dua kali uztas meminta tambahan waktu 30 menit, dan jama'ah setuju. Memang asyik tausiahnya. Dia bercerita tentang beberapa "keajaiban" niat dari beberapa orang yang dikenalnya, dengan taraf ekonomi pas-pasan tapi berhasil karena kesungguhan niat. Tapi niat saja tidak cukup, sambungnya. Karena niat kepingin ke tanah suci

Jamaah Shalat Subuh dan Magrib Sama Meriahnya

Image
Masjid Jihadu Walidaina Padang Panjang, yang dibangun mendiang Tarmizi Taher Apa yang diharapkan penulis buku "Keutamaan Shalat Subuh" sudah terwujud di beberapa kampung di Padang Panjang, salah satunya di Batang Gadis, Batipuh. Shalat jamaah di masjid saat subuh dan magrib, sama meriahnya sejak sebelum ramadan masuk. Tanpa membuat mereka yang lain merasa "tertekan". Malah aman, setidaknya itu gambaran pandangan mata yang terlihat di kota Padang Panjang, yang lebih heterogen masyarakatnya bila dibandingkan di kampung tempatku sekarang. Ada banyak "warna" Islam yang dibawa penganutnya, dari yang plural, moderat, hingga yang radikal dan kaku. Apapun, mestinya semua "warna" tersebut bisa membawa penganutnya menjadi rahmat bagi alam semesta, tujuan diturunkannya Islam, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Belum bisa bercerita banyak tentang "warna" Islam di kampungku sekarang, yang jelas terasa "asyik". Orang-orang namp