Posts

Showing posts from December, 2008

Selamat Tahun Baru 1430 Hijriah dan 2009 Masehi

Hampir seluruh manusia di muka bumi memaknainya sebagai momentum buat memulai sesuatu yang baru, atau aktivitas lama dengan semangat dan motivasi baru, dan malam pergantian tahunpun dilalui dengan "mereset" dan "merestart" pikiran, jiwa dan tubuh dengan mabuk, having fun ampe hampir mampus atau sekedar duduk tafakkur di atap rumah seperti yang aku lakukan tahun lalu. Bukan nggak punya uang buat menghibur diri dengan berpesta gila-gilaan besok malam, tapi hati nuraniku tidak kuat dengan ironi di depan mata yang kudapati disetiap malam pergantian tahun. Kembang api berharga puluhan, ratusan hingga jutaan rupiah dibakar dan menjadi debu di udara sementara di tempat lain nominal segitu bisa buat bertahan hidup berbulan-bulan. Minuman-minuman import dan cover charge new years party yang senilai dengan uang sekolah satu orang anak tidak mampu setahun di SD Negeri bersubsidi. Selamat tahun baru hijriah dan masehi, bagaimanapun cara kita memaknainya, semoga tahun depan

Jangan Pernah Menyerah Pada Keadaan!

Image
Memang enak ngomongnya, tetap semangat! Jangan menyerah! Keadaan akan segera membaik! :D Begitulah, saat situasi buruk pun tiba, walau tiap hari kalimat2 penyemangat itu aku bisikkan ke dalam hati, kadang diteriakkan keluar juga sampai orang2 memandangku dengan sorot mata iba atau takut. Itu tidak semudah yang kita kira, karena tidak ada pilihan lain selain menjalaninya --walau dengan terseok-- akhirnya habislah gelap terbitlah terang! Dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupku aku kadang butuh waktu begitu lama untuk menghitung aspek mudharat-manfaatnya, kadang juga spontan aja keputusan itu aku ambil bila sudah menyangkut hal-hal prinsip seperti beberapa kejadian di tempatku yang lama, dan tepat setelah keputusan itu aku ambil otakku langsung menghujat habis2an! Kok gak dipikir mateng-mateng dulu sih? Apa sudah dihitung untung ruginya? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mencoba mementahkan keputusan, berasal dari mana entah. Syukurlah aku bertahan pada ke

Sisa Obrolan Semalam..

Blog ini tidak akan pernah kubiarkan menjadi sepah, itu janji! Walaupun semalam sampai jam 3 pagi aku ngopi dengan 2 orang kawanku yang sukses dengan internet marketingnya lewat jualan seputar lendirdotcom :D dan menghasilkan tidak kurang dari 10 juta rupiah setiap bulannya, tapi syukurlah dia sejak tiga bulan terakhir dia sudah mulai insyaf, amin. Dia bercerita bagaimana dia berjuang untuk mencapai itu semua dalam 3 tahun dan memasang target 50jt sebulan untuk tahun 2009, apa saja 'ongkos sosial' yang harus dibayarnya dengan aktifitasnya. Itu terlihat jelas pada wajahmu kawan, wajah yang... Ah,.. tanyakan saja langsung padaku atau sering-seringlah bercermin. Tuhan seolah meledekku. Baru kemarin setelah mulai mengisi domainku sendiri http://referensi.info aku sudah mulai 'agak' tergoda untuk 'nyerempet-nyerempet' daerah yang aku sebut ladang emas di padang maksiat **dangduuth banget istilah yang aku pake? :D biarin ah..** Nyerempet disini maksudnya aku mau

Dan Kebodohanku Pun Kuakhiri

Bila engkau berhadapan dengan pilihan yang sulit, Bismillah saja! Lalu ambil satu pilihan, dan percayalah kau akan tetap salah pilih. Nasehat seorang kawan. Nasehat yang aneh bila kita tidak renungkan. Pesan tersirat yang coba disampaikan oleh seorang sahabat itu adalah bahwa tidak ada pilihan yang sempurna , soal apapun itu! Pekerjaan, pasangan hidup, beli rumah dan lain-lain. Yang manapun menjadi pilihan kita disitu ada sisi yang kita tidak sukai, sama seperti diri kita juga yang tidak mungkin sempurna. Dua hari yang lalu aku suntuk di rumah lalu mampir di sebuah kafe baru di pinggir pantai Losari, "ballezza" namanya, interiornya bagus hasil kerja profesional. Makassar sejak aku datang sampai hari ini hujan terus, romantis banget. Aku sendirian aja jadi milih meja kecil di teras luarnya yang menghadap langsung ke laut. Lumayan mahal menunya 4-5 kali dari menu yang ada di kantin kampus UNTAD di Palu, dua orang pramusaji nungguin aku mesan berdiri sabar di sampingku, men

Marilah Berkorban..

Karena ketika kita berkorban sesuatu *korban perasaan sekalipun!* sebenarnya kita tidak sedang memberikan apa-apa, kecuali sesuatu yang memang bukan milik kita! Setelah tiga hari tanpa mendengar suara telpon ataupun sms bohong belaka tentang pembayaran tagihan, akhirnya kusimpulkan lakukan sesuatu dan jalan keluarnya harus aku jemput di Makassar. Jam 2 tepat siang tadi langsung ke bandara Mutiara Palu dan selamat, tangganya baru aja ditarik menjauh dari pesawat, besok aja insya Allah. Bukan mau bermain-main dengan filsafat eksistensi tapi coba deh kita renungkan... Dari semua materi yang ada pada kita adakah yang memang benar-benar milik kita? Baju yang kita pakai, kendaraan yang kita gunakan, duit dalam dompet? Benarkah itu semua milik kita? Oke, katakanlah itu hasil dari kerja keras atau hadiah hingga bisa kita miliki, lalu seberapa lama itu semua bisa kita miliki?? Ketika kita mati ikutkah semua materi itu bersama kita? Semua itu cuma pinjaman untuk kita manfaatkan dan memberi ma

Ikut Mana? Hati atau Nalar?

Dari sebuah milis aku pernah membaca sebuah kisah luar biasa tentang "Makna Senyuman Tulus", kisah ini ada di blog FS , ada kalimatnya yang bagus: "Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu!" Setuju! Masalahnya, bila ternyata anda berinteraksi dengan seseorang menggunakan nalar sementara dia juga yang memenuhi hatimu. Ikuti yang mana? Nalar? Hati? Atau balik belakang pergi jauh seolah tidak terjadi apa-apa seperti yang sudah-sudah? Bila aku yang mengalami itu, aku tidak tahu akan mengikuti yang mana, keduanya sama sulitnya. Oke, aku bekerja di bidang yang amat mengandalkan nalar dan akal sehat walaupun dalam keseharian aku lebih banyak menggunakan "rasa" atau "mood" sebelum mulai bekerja, mungkin ini andil 5 tahun ikut sanggar seni rupa di benteng Ujungpandang atau memang aku terlahir "sensi", entah. Dalam teknologi informatika code dan script hanya bisa berjalan

Muhary's Poem. My Fave No. #0

Image

Muhary's Poem, My Fave No. #1

Image

Muhary's Poem, My Fave No. #23

Image