Posts

Showing posts from June, 2016

#25

Tentang beragama. Karena tidak ada paksaan dalam beragama, maka beragama adalah tentang kesadaran. Bukan pemaksaan apalagi pembodohan. Gelombang kritikan pada eksistensi agama adalah kemajuan. Manusia diberi akal pikiran bukan untuk dianggurkan, namun juga bukan untuk dipertuhan. Akal-budi adalah salah satu perangkat terbaik yang bisa dipakai manusia menuju puncak kemanusiaannya, puncak tertinggi sebagai ciptaan. Kesadaran kemanusiaan yang paripurna adalah salah satu jalan terbaik menemui dan mengenal Tuhan melalui ciptaan yang diliputi oleh-Nya seluruh. Andai bisa dipaksakan secakrawala antara dimensi pencipta dan dimensi ciptaan, hanya akan berbuah kesalahan tafsir tentang Tuhan, apapun tentang Tuhan bila telah berada di dimensi ciptaan, sudah bukan Tuhan, melainkan bayang-bayang belaka. Maka mustahil menuntut Tuhan mengejawantah di dimensi ciptaan menyelesaikan semua persoalan yang bertumpuk, di mana tidak sedikitpun Tuhan terlibat di dalamnya. ISIS? Rasis? Mereka belum menuhanka

#24

Tentang Lailatul Qadr, tentang kasih sayang Tuhan senilai kebaikan 1000 bulan beribadah formal, bila turun maka ada kesempatan sekitar 1000 bulan atau 83 tahun dari sekarang. Bila diakumulasi dari kesejukan pertama yang pernah kurasakan 16 tahun lalu, berarti insyaAllah ada 16 x 83 tahun kesempatan bila permohonanku dikabulkan-Nya, atau sekitar 1.333,3 tahun dikalikan sekian banyak hamba-Nya yang bermunajat di 10 malam terakhir Ramadhan, masih ada kesempatan memperbaiki keadaan. Dan makin besar peluang karena menurut salah satu riwayat, 300 tahun sekali Tuhan menurunkan manusia selembut Ibrahim A.S. untuk mengingatkan sesama, merekalah yang akan terus berusaha menaikkan level kesadaran manusia dari tingkatan evolusi hewani di mana ingin saling berkompetisi, ingin saling mendominasi, tentang perbedaan adalah Sunnatullah, bahwa manusia bukan penghuni puncak piramida makanan yang masih bisa saling memakan, namun bagian dari siklus besar semesta konversi materi dan energi, setelah ruh yan

#7

Pukul tiga pagi -- Perempuan berkerudung putih menyisipkan namaku dalam sujud panjangnya *** Sepekan penuh mencari sesuatu dalam tidurku, belum ketemu.

#4

Di sebuah hotel suatu malam, seorang ahli ibadah terbangun dari tidur lelapnya oleh kilau cahaya sosok malaikat yang asyik menulis di meja tulis. Menyadari kehadirannya tidak lagi rahasia, sang malaikat menegur duluan. "Boleh numpang menulis daftar nama para kekasih Tuhan di sini?" "Tentu saja boleh, apalagi untuk dipakai menyelesaikan tugas dari Pemilik segala kepemilikan." Malaikat tersenyum. Tidak salah memilih kamar ini tempat menulis karena pancaran cinta yang dilihatnya memang berasal dari kesalehan ritual pemilik kamar. "Aku sudah selesai, mau kembali berkeliling menyampaikan kabar gembira pada mereka yang namanya tertulis. Terima kasih." Buru-buru si ahli ibadah menghampiri meja tulis. Mau mengintip, tapi apa yang disebut malaikat sebagai catatan dan tulisan tidak seperti yang dibayangkannya. Tidak ada pena, tidak ada kertas, tidak ada gawai. Hanya ada pancaran kasih sayang. Penasaran, ia pun bertanya, "Adakah namaku?" "T

#3

“Tuhan itu tergantung bagaimana persangkaan manusia.” ~ Hadits Hadits di atas amat luas cakupan pemahamannya dan kaya akan tafsiran. Bisa ditafsirkan; bila berbaik sangka pada Tuhan, maka Tuhan juga akan berbaik sangka pada manusia. Bisa juga berarti; Tuhan yang meliputi segalanya, dengan sendirinya berada pada semua sangkaan tentang Tuhan, sangka baik maupun buruk. Persangkaan terhadap Tuhan bukan hanya tentang sikap, sifat dan karakter, disangka tidak ada, atau dianggap tidak ada juga bukan masalah buat Tuhan. Orang berilmu yang suka bermaksiat dan orang bodoh yang ahli ibadah yang sempat membuat gundah baginda Ali, kegundahan yang bisa karena melihat kedua jenis orang tersebut sedang terjebak pada ‘sangkaan terhadap Tuhan’ dengan perspektif berbeda. Pelangi aneka warna yang timbul dari cahaya matahari setelah melewati sisa butiran air hujan yang berfungsi seperti prisma memang indah. Cahaya berwarna merah, kuning, hijau, biru dan sebagainya memang bagian dari cahaya matahar

#2

“Dua jenis orang yang bisa mematahkan tulang punggungku. Orang alim (berilmu) yang suka berbuat keburukan dan orang bodoh yang ahli ibadah.” - Ali bin Abu Thalib  Ketika ditanya mengapa Ali Radiallahuanhu berkata demikian, baginda Ali menjelaskan, setiap ahli memiliki pengikut. Mereka yang berilmu akan diikuti walaupun berbuat maksiat, dan ahli ibadah tanpa pengetahuan juga akan diikuti orang, sekalipun ibadah-ibadah yang dilakukannya tanpa pengetahuan. Setelah membayangkan bagaimana baginda Ali meluruskan akibat yang bisa ditimbulkan oleh kedua jenis orang tersebut, baru paham mengapa disebut bisa mematahkan tulang punggung. Memanggul diri sendiri sebenarnya sudah berat, namun bukan alasan untuk tidak mengambil sedikitpun tanggung jawab. Paradoks perjalanan menuju Tuhan salah satunya ada pada beban yang harus dipikul. Walau nampak seperti beban, namun hanya dengan memanggul beban barulah langkah menuju Tuhan terasa lebih enteng.

#1

Kemarin kepingin menulis sehari satu hikmah puasa, tapi tidak ada hikmah hari ini. Jangan-jangan keadaan tanpa hikmah sebenarnya hikmah juga, agar tak merasa ahli pungut hikmah, merasa bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa meraih hikmah, bahwa kebenaran bisa dimonopoli, padahal tidak. Hikmah selalu tersedia dalam spektrum yang luas, bahkan saat merasa tak ada hikmah yang bisa dipetik.