Posts

Showing posts from October, 2008

Me- NOL -kan Diri

Hampir semua peralatan elektronik dan mekanis yang dirancang oleh para ahli itu dilengkapi dengan 2 fasilitas yang sangat penting --walau kadang jarang digunakan-- pertama tombol RESET, kedua tombol KALIBRASI. Mantan presiden RI ke-3 bapak BJ. Habibie dalam salah satu wawancaranya setelah dia tidak mau lagi dicalonkan menjadi presiden RI pernah ditanya, "Bagaimana bisa bapak selalu kelihatan energik dan bersemangat padahal kegiatan bapak adalah kegiatan yang amat sangat menguras energi? Dan kegiatan bapak yang seperti itu bukan hanya satu, melainkan banyak?" Habibie tersenyum arif dan mata yang berbinar seperti biasa, "Saya diwajibkan 5 kali sehari melakukan SINKRONISASI dan KALIBRASI dengan pencipta, lewat sinkronisasi itu semua apa yang ada dalam diri saya kembali terkalibrasi sehingga terciptalah keadaan yang harmonis antara keinginan saya dan takdir yang akan menjadi, dan ada banyak waktu lain selain yang 5 tadi untuk itu." Sayangnya pewawancara dari SCTV it

Semua Peristiwa Hanya Di Rongga Dada

Aku jadi tertarik untuk menuliskan ini karena kutemukan ada 2 lagu bagus yang menggunakan kalimat yang sama, pertama kang Ebiet G. Ade di lagu "Aku Ingin Pulang" Aku Ingin Pulang Kemanapun aku pergi Bayang-bayangmu mengejar Bersembunyi dimanapun S'lalu engkau temukan Aku merasa letih dan ingin sendiri Kutanya pada siapa Tak ada yang menjawab Sebab semua peristiwa Hanya di rongga dada Pergulatan yang panjang dalam kesunyian Aku mencari jawaban di laut Kuseret langkah menyusuri pantai Aku merasa mendengar suara Menutupi jalan, menghentikan petualangan  ..... Kedua mas Rob Thomas di Little Wonder: .... Let it slide Let your troubles fall behind you Let it shine, Till you feel it all around you And I don't mind If it's me you need to turn to We'll get by It's the heart that really matters in the end .... Nah! Bila kang Ebiet G. Ade yang konon kabarnya sebagian besar lirik lagunya adalah hasil kolaborasi dengan cak Emha Ainun

Hakikat Memberi Yang Aku Pahami..

Image
Bukanlah memindahtangankan sesuatu yang tadinya kepunyaanku untuk menjadi kepunyaan orang lain, lepas dari apa motivasinya memberi, sesungguhnya kita tidak sedang memberi apa-apa (hakikat ketiadaan materi) kecuali niat di hati kita yang menyertai pemberian kita, dan sebenarnya kita memang tidak memiliki apa-apa, jadi jangan besar kepala merasa lebih baik dari sang penerima saat kita berada di posisi pemberi.. Aku takut tulisan ini jadi berkembang ke arah filsafat eksistensialis bila membahas materi padahal aku lagi ingin "becanda" dengan kata kerja "memberi" (atau kata sifat untuk orang-orang yang telah menjadikan "memberi" sebagai bagian dari karakternya) bukan kata benda "materi", lagian memberi dan menerima tidak selamanya berwujud materi. Ada kisah yang pernah aku baca di buku "Jalan Paradoks" (terbitan mizan, pengarangnya lupa, yang jelas buku ini reccomended to buy ) begini, di sebuah pesawat, seorang pramugari bertanya kepada

Kuakui, Aku Belum Siap

Dan mungkin tidak akan pernah siap kehilangan orang-orang yang amat kucintai sampai itu terjadi, tapi tetap harus dijalani karena di dunia ini kita tidak memiliki apa-apa kecuali pinjaman dari Tuhan... Sejak 3 hari yang lalu hati dan pikiranku berada dalam setting kehilangan orang-orang yang kucintai dan tentu saja juga amat mencintaiku, dan aku hancur dibuatnya.

Negeri Ini Akan Membaik. Amin

Makin banyak saja manusia-manusia luar biasa dengan karya-karya inspirasional, yang aku yakini bisa nandingi karya sampah --seperti video-video organ tunggal aseli made in indonesia di youtube.com seni yang invalid segala-galanya--. Negeri ini akan jadi lebih baik. Dunia ini akan menjadi tempat persinggahan yang indah sebelum mati menjemput. Amin. Karya-karya mereka berhasil menyentuh banyak hati manusia. Saya ingat perkataan pak Taufiq Ismail, "Bila sebuah kata-kata keluar dari hati yang bersih dan tulus --entah itu lisan atau tulisan-- maka orang lain akan merasakan kalimat-kalimat itu meluncur turun langsung ke hati, otak dan telinga kita tidak lagi menyaringnya." Semoga masih banyak anak-anak muda yang punya hati, yang tidak lagi melangkahkan kakinya di dunia karena dorongan perut dan bawah perutnya, tapi karena dorongan hatinya. Amin

Selamat Pagi Palu

Image
Terimakasih, Septi udah bersusah payah menjemput pakai taksi.. Sempat sakit di Makassar 3 hari setelah lebaran, hari ini aku udah sehat lagi, Alhamdulillah. Ternyata penurunan tempo kerja secara drastis juga bisa jadi penyebab badan kita drop,  kalo di Palu istirahat 4-5 jam sisanya kerja di Makassar kebalik, 4-5 kerja nggak jelas sisanya istirahat eh, malah jatuh sakit, meriang dan ngigo gak karuan. Kemaren jam 10.40 dah di Palu lagi, memang udara di sini jauh lebih bersih dari Makassar karena begitu nyampe Palu bawaannya ngantuk mulu. Badanku begitu sejak jaman suka naik gunung dulu, kalo dapat udara bersih maunya tidur aja biar sel-sel tubuh bisa istirahat dan beregenerasi. Dari semalam sejak udah megang tiket secara auto otakku udah mulai loading job sheet dan bengkalai list setiba di Palu apa aja. Parah ya? Coba soal akhirat otakku seencer itu nyusun planning. Huh, rupanya aku belon berimbang porsinya. Di Makassar ngapain aja ya.. I'tikaf 3 hari akhir ramadhan di mesjid Ra

Perempuan

Image
Perempuan diciptakan Allah untuk mendampingi laki-laki, demikian pula sebaliknya. Sang Pencipta tentu sangat tahu bahwa perempuan adalah pendamping terbaik laki-laki, sebagaimana halnya laki-laki juga adalah pendamping terbaik bagi perempuan. Sungguh tidak berbudi laki-laki yang tidak menghormati, mencintai dan menghargai perempuan. Hanya lelaki bodoh yang sanggup melakukan pelecehan terhadap perempuan. Konon, pertikaian pertama antara sesama saudara dalam sejarah manusia dipicu oleh persoalan perempuan. Itulah sebabnya ada anjuran untuk tidak menyanjung-nyanjung perempuan secara berlebihan, hingga memburamkan pandangan dan menutupi akal sehat. Islam mendorong kepada setiap orang untuk memperlakukan perempuan sebagai perempuan. Karena dalam "keperempuanan" itulah tersimpan rahasia Tuhan mengapa perempuan diciptakan. - Cover belakang buku: "Perempuan, dari cinta sampai seks, dari nikah mut'ah sampai nikah sunnah, dari bias lama sampai bias baru" tulisan ba

Jujur

Image
"Kalau saya boleh jujur... atau sejujurnya... atau jujur saya katakan... atau jujur, saya..." Cuplikan iklan salah satu episode acara metrotv "the golden way" edisi "honestly" itu sumber inspirasi tulisanku. Iklannya sempat aku nonton, acaranya malah mungkin tidak sempat.. :D Coba deh kita periksa sms outbox kita, atau inbox, atau pembicarann lisan kita dengan siapa aja, seberapa sering kita membuka kalimat dengan kata-kata: "Kalau saya boleh jujur... atau sejujurnya... atau jujur saya katakan... atau jujur, saya..." bila ada, patut bersyukur deh karena akhirnya kita tahu bahwa kita belumlah termasuk orang yang jujur jadi masih ada kesempatan merubah. Iyalah, kalau memang jujur mestinya apa adanya, tidak perlu itu kalimat pembuka "sejujurnya aku katakan... " dan lain-lain karena secara tidak sadar kita sudah mengakui pada orang lain yang mendengar atau membaca kalimat kita bahwa sebelum kalimat "sejujurnya.." tadi boleh

Bersyukur Dengan Yang Sedikit

Image
Aku mencintaimu, tapi cuma sedikit saja*, begitu sedikitnya hingga tidak mungkin dibagi lagi pada yang lain, cuma buatku.. :D - *Iyank Seperti mudik ditahun-tahun sebelumnya, tujuan utamaku mudik ke tanah kelahiran adalah bersilaturrahmi dan bersimpuh di kaki kedua orang tuaku, bertemu kerabat dan para sahabat tentu saja adalah skala prioritas kedua. Selepas malam takbiran yang menguras energi dan melelahkan karena hatiku harus berbagi ruang antara sedih kehilangan ditinggal pergi Ramadhan dengan gamang pada kenyataan berada di persimpangan untuk mengambil pilihan hidup berikutnya, esok paginya lenyap nyaris tak berbekas oleh luapan kegembiraan Idul Fitri di lapangan stadion Mattoangin. Kemurunganku kalah oleh keriangan pagi kemenangan. Walaupun sempat muncul kekesalan kenapa mesti minta advice pada orang yang belum tentu obyektif secara emosional? Tapi kekesalan itu menguap begitu saja ketika takbir mulai bersahut-sahutan saat kugelar sajadahku. Betapa kecilnya segala masalah, kekesa