Maaf
Hari itu rumah seorang kawan gempar, istrinya menemukan bekas gincu di celana dalam suaminya. Noda merah di atas katun putih menolak luntur, saat istrinya mengeluarkan kain bersih dari dalam tabung mesin cuci. “Aku minta diceraikan, atau aku yang menggugat cerai kalau kamu tidak mau. Selama mengurus perceraian, silakan tinggalkan rumah.” Katanya dingin kepada suaminya lewat telepon. “Apa pun keputusanmu saya terima, tetapi jelaskan dulu mengapa?” Jawab suaminya kebingungan di seberang telepon. “Kamu belum mau mengaku? Oh. Aku lupa, doktrin para suami, jika kedapatan berbuat salah, jangan akui di depan istrimu apa pun yang terjadi.” “Saya belum tahu salahku apa.” “Kalau ini terjadi sebelum kita menikah, sebelum terikat komitmen apa-apa, mungkin bisa aku terima dan maafkan. Bekas gincu di celana dalammu menunjukkan kalau aku dan kamu tidak lagi hidup di bumi yang sama.” Katanya lalu menutup telepon dengan pipi yang basah oleh air mata. Kami dan semua kerabatnya yang berusaha mendamaikan