Merangkul Kenyataan dan Menjadikannya Sahabat

Sekolompok Angsa berenang di danau buatan dalam kompleks perumahan Tanjung Bunga Makassar - 2015

Sesuatu yang terus berulang sulit untuk bisa disebut kebetulan, setelah gempa beruntun sejak Kamis (26/03/2020) kemarin, disusul gunung Merapi batuk-batuk tadi, Jumat (27/03/2020) sekitar pukul 10.30 WIB, sekali lagi ingin menegaskan inilah kenyataan yang harus diterima, saya tidak dibolehkan dan tidak berjodoh menikah dengan siapapun yang sedang berusaha, berjuang demi bangsa dan negara, atau demi apa pun yang diyakini cukup besar untuk menjadi dalih dan dalil mengabaikan kenyataan yang terus berulang.

'Tidak' adalah kalimat utuh, tidak ada lagi penjelasan. Penjelasan akan terbuka setelah menerima 'tidak' berikut kenyataan yang mengikuti.

Sehabis menerima kenyataan gagal mengatasi halangan tujuanku ke Jakarta, niat rehat ke Makassar sebelum kembali berjuang, harus diperpanjang oleh pandemi Covid-19, kuterima sebagai kenyataan, yang mungkin saja berubah dari rehat ke menetap, telah menjawab banyak penolakan dan penundaan sebelum memutuskan pulang ke Makassar.

Ini Posting Apaan?
Absurd, pasti. Namun, tetap mau kuteruskan sampai selesai. Lebih manfaat ketimbang menggulir-gulirkan layar ponsel, menunggu tanpa kejelasan kapan lagi Maudy Ayunda perbaharui kabar terakhir menjalani karantina mandiri di negeri orang. *ngelindur indah

Anda Tidak Kalah
Lupa kapan tepatnya saya membaca tulisan dalam gambar, isinya ingin menepis keraguan orang-orang yang menganggap Anda akan kalah dalam memperjuangkan cinta yang Anda yakini sebagai cinta sejati, tulus, dan motivasi baik lainnya. Lepas dari cara dan proses yang kulalui, Anda berhasil menang dan tidak kalah jika sedang memperjuangkan cinta, hanya tidak berjodoh.

Kontrak
Berdasarkan pola dari pengulangan, hampir pasti ada kontrak yang mengikat Anda dan semua yang terlibat. Ada 'risk and reward' yang 'mengharuskan' Anda menang.

Syukurnya, saya tidak terikat kontrak dengan siapapun, satu-satunya kontrakku semoga selalu hanya 'Iftitah' yang berusaha kuperbaharui lima kali sehari. Kontrak yang mengikat Anda dan semua yang terlibat tidak mengikatku, sekalipun Maudy Ayunda jodohku, aamiin. *eh, delusi, maap. :D

Kontrak dalam 'Iftitah' insyaAllah membantu semua yang terikat kontrak, tidak harus menanggung risiko dan kehilangan reward.

Ada banyak kemungkinan skenario takdir yang menanti, yang kuyakini semuanya baik jika mampu tetap istikamah bertahan dengan satu-satunya kontrakku, 'Iftitah'. Hidup, mati, amal, dan ibadahku, untuk Allah semata. Doakan saya mampu istikamah.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat