90 hari

Kata ibuku, saat usia kandungan seorang perempuan sudah berusia 90 hari lebih, maka di alam ruh, para malaikat sudah mulai kasak-kusuk menyiapkan ruh yang paling pas untuk sang janin.

Pas untuk perilaku kedua orangtua sang janin sebelum, sementara dan sesudah mengandung bakal bayi. Pas untuk jaman di mana sang bayi akan tumbuh dan dewasa. Sesekali ada anomali bila Tuhan mau, entah sang bayi yang melampaui jamannya atau keajaiban-keajaiban lain.

Konon anomali untuk pengingat manusia, setiap 100 tahun sekali di suatu kampung ada satu manusia yang sepengasih Ibrahim, atau ada satu kejadian ajaib, seperti tumbuh tunas dari potongan batang pisang bekas alas memandikan jenazah seorang ibu, yang setiap berjalan matanya awas mengumpulkan dan merobek kertas yang didapatinya ada lafaz nama Tuhan, jangan sampai terinjak mahluk. Atau liang lahat seorang renteneir yang selalu sempit, dan timbunan yang mestinya berlebih setelah terisi mayat, malah tak cukup-cukup.

Beberapa ruh yang pas, hasil kasak-kusuk para malaikat lalu dikumpulkan, melewati seleksi demi seleksi hingga akhirnya tersisa satu. Dan sisa satu pertanyaan untuk satu ruh ini. Dia bebas menjawab sesukanya, yang menjadi penentu apa dan bagaimana ia akan lahir ke dunia. Macam-macam jawaban mereka.

Siapa Tuhanmu?

"Uang" maka jadilah ia ruh untuk para koruptor.
"Keindahan" kelak lahir seorang seniman.
"Kekuasaan" pengganti tiran-tiran yang makin tua.
"Cinta" bunga di bumi mekar karenanya.

"Kelahiranku adalah hijab dengan-Nya, boleh tak usah lahir?" malaikat terdiam.

"Boleh, bila Tuhan membolehkan." jawab malaikat.
"Tapi kamu tidak akan pernah mengenal apa itu rindu."
"Tidak kenal apa itu serakah, khianat, dusta."
"Tidak kenal apa itu indah, cinta, cemburu."
"Dan tidak pernah mengenal ruh-ruh tadi, yang juga indah nestapa rindunya."
"Kalau semua itu tidak menarik, kamu lebih cocok menjadi pertapa suci (mencoba menyaingi kami para malaikat) diam dalam kuil, daripada terjun ke lumpur, menjadi mutiara dalam comberan, aku akan mohonkan pada Tuhan, agar kau jadi bidadari surga menunggu ibumu di sana."

Mendengar penuturan malaikat, ruh itu menghilang tanpa menjawab, tanpa membantah.

Di bumi, setangkai mawar putih mekar di antara tumpukan jerami.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat