Pada Sabtu Sore yang Basah


Senja selepas hujan adalah momen mistis. Embun halus sisa hujan yang dilewati cahaya matahari menjadi warna-warni syahdu, embun dan cahaya sedang bercinta.

 
Seorang tua dan anak muda dari tepi tanggul pemecah ombak terdiam menikmati warna-warna yang hanya bisa terasa di hati. Sekejap saja warna itu akan hilang, secepat menghilangnya uap air di udara. Ia tak ingin berkedip sedikitpun, sementara pak Tua mengatupkan matanya seolah tidur, melangkah berlahan menuju laut.

"Tuan, apa kau akan berjalan di atas air? Buatlah tanda, aku juga ingin bisa sepertimu.."

Ditegurmya pak Tua melihat kakinya sudah sampai di bibir laut. Tak menjawab, ombak kecil menyapu jari-jari hingga ke tumitnya, dan terus melangkah berlahan.

"Tuan, ke sini saja duduk bersamaku, aku ada rokok dan bawa kamera. Jangan mati dulu sebelum foto berdua!" Pak Tua itu semakin ke tengah, air laut sudah sepinggangnya dan masih terus berjalan, hingga akhirnya lenyap sama sekali.

Dimulai bintik

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat