Bumi Manusia

Bertemu ibu penulis yang berusia kira-kira 40an tahun, dia meminta kami untuk duduk disampingnya. Namanya Judith, Ia heran, lebih banyak orang asing yang hadir. Menurutnya, kehalusan hati dan perilaku yang digambarkan dalam karya-karya sastra mesti dikembalikan ke masyarakat di mana karya itu lahir lebih dulu, bukan mendahulukan mereka orang dari luar yang ikut berfestival di sini. Ini paradoks besar, antara semangat yang terkandung dalam "Bumi Manusia" Pramoedya Ananta Toer dan festival ini.

Judith, empat puluhan tahun, budhist, ibunya India, ayahnya Jerman. Kegusaran sama juga singgah di kepala kami setahun silam saat berada di sini.

Namaste Judith.
Setiap kita diberi kegelisahan masing-masing, dan kegusaranmu hari ini bagai "jam istirahat" dari kegelisahanku sendiri.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat