Berdamai
God gave rock n roll to you, gave rock and roll to everyone.. Put it in the soul of everyone.. - KISS
Nampaknya harus berdamai dengan niat tidak bersentuhan lagi dengan dunia TIK. Ah, ini juga tidak bersentuhan langsung kok, hanya sumbang konsep dan pemikiran dari pengalaman kegagalan membangun infrastruktur TIK di Palu, untuk kabupaten Merauke.
Aku percaya, sebelum kita mati, Tuhan masih akan memberikan beberapa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu lebih dulu. Pandai-pandailah menandai kesempatan kedua yang diberikan Tuhan, karena kita tidak tahu apa masih ada kesempatan ketiga bila terlewatkan.
Seperti proses pertemuan dengan 4 orang PNS (3 orang penduduk asli, 1 orang transmigran keturunan Batak) dari pemkab Merauke yang lagi tugas belajar ke Unhas, panjang dan unik (jodoh gitu juga kali ya?) hingga akhirnya mendengarkan curhat tentang masalah di daerah mereka. Mungkin karena hari itu lagi sedikit rapi, lagi tak nampak seperti "tong sampah" besar tempat buang keluh kesah :D jadinya mereka tak hanya sekedar buang, tapi juga minta "sampahnya" diproses jadi draft konsep. Semoga konsepnya berguna. Pengen sih, ke Merauke yang berbatasan langsung dengan Boven Diegul, ada keping sejarah yang mau aku jenguk, tapi tidak berharap jadi vendor pelaksana konsep tersebut, siapa aja yang kerja, selama cita-cita dan "nilai" yang ingin dicapai sama dengan saudara-saudara kita dari negeri matahari terbit itu, pertama MENCERDASKAN mereka, kedua, MEMUDAHKAN, ketiga MENGUNTUNGKAN.
Kebayang setelah infrastruktur TIK itu mereka bangun, akan ada kelas-kelas multimedia tanpa sekat, 20 distrik (setara kecamatan) saling terhubung dengan seluruh SKPD dan dunia lewat internet, saling ajar, saling, kasih, saling asuh, saling asah. Aih, semoga tak hanya mimpi. Amin. Bisa jadi mereka betul-betul akan merubah judul lagu dari Sabang sampai Merauke, menjadi dari Merauke sampai Sabang. Mereka harus di depan, karena Matahari terbit dari Timur.
 |
| "joget" | pedagang ikan pasar ikan paotere makassar, 2012 @aanburhany |
Nampaknya harus berdamai dengan niat tidak bersentuhan lagi dengan dunia TIK. Ah, ini juga tidak bersentuhan langsung kok, hanya sumbang konsep dan pemikiran dari pengalaman kegagalan membangun infrastruktur TIK di Palu, untuk kabupaten Merauke.
Aku percaya, sebelum kita mati, Tuhan masih akan memberikan beberapa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu lebih dulu. Pandai-pandailah menandai kesempatan kedua yang diberikan Tuhan, karena kita tidak tahu apa masih ada kesempatan ketiga bila terlewatkan.
Seperti proses pertemuan dengan 4 orang PNS (3 orang penduduk asli, 1 orang transmigran keturunan Batak) dari pemkab Merauke yang lagi tugas belajar ke Unhas, panjang dan unik (jodoh gitu juga kali ya?) hingga akhirnya mendengarkan curhat tentang masalah di daerah mereka. Mungkin karena hari itu lagi sedikit rapi, lagi tak nampak seperti "tong sampah" besar tempat buang keluh kesah :D jadinya mereka tak hanya sekedar buang, tapi juga minta "sampahnya" diproses jadi draft konsep. Semoga konsepnya berguna. Pengen sih, ke Merauke yang berbatasan langsung dengan Boven Diegul, ada keping sejarah yang mau aku jenguk, tapi tidak berharap jadi vendor pelaksana konsep tersebut, siapa aja yang kerja, selama cita-cita dan "nilai" yang ingin dicapai sama dengan saudara-saudara kita dari negeri matahari terbit itu, pertama MENCERDASKAN mereka, kedua, MEMUDAHKAN, ketiga MENGUNTUNGKAN.
Kebayang setelah infrastruktur TIK itu mereka bangun, akan ada kelas-kelas multimedia tanpa sekat, 20 distrik (setara kecamatan) saling terhubung dengan seluruh SKPD dan dunia lewat internet, saling ajar, saling, kasih, saling asuh, saling asah. Aih, semoga tak hanya mimpi. Amin. Bisa jadi mereka betul-betul akan merubah judul lagu dari Sabang sampai Merauke, menjadi dari Merauke sampai Sabang. Mereka harus di depan, karena Matahari terbit dari Timur.
