Hari Kelima: Penundaan - (penutup)

Bagian penutup oleh-oleh cerita selama perjalanan ke Ubud malah aku tulis di Bandung, setelah seharian jadi fotografer dadakan di acara wisuda S3 Fakultas Ekonomi UNPAD. Diwisuda dari perguruan tinggi, sesuatu yang tidak sempat aku rasakan :') Ikut tertular kebahagiaan yang menyeruak di kampus UNPAD Dipatiukur dari pagi hingga petang, kebahagiaan menembus halang-rintang, harapan dan mimpi-mimpi mereka beterbangan di udara. Selamat, selamat.


Dari Upacara Melampuan di desa Bayunggede Kintamani aku belajar.
Belajar tiga proses sebelum membangun rumah tangga. Audisi (memantaskan diri), Penyucian (meluruskan niat), Perburuan (meminang). 

Setiap manusia dewasa cenderung telah memiliki kehidupannya masing-masing. Buah dari perjalanan hidupnya. Menyatukan dua kehidupan, aku dan kamu menjadi kita. Bayangin deh gimana ribetnya? Bisakah disederhanakan? Bisa. Buktinya tiap hari ada saja orang yang menikah :D Setiap orang yang akan menikah setidaknya telah tahu bagaimana membahagiakan dirinya, tujuan sepasang manusia menikah itu salah satunya saling membahagiakan, maka satu pekerjaan rumah sudah selesai, keduanya sudah pribadi bahagia. *hehehe.. maksa, asal, tapi masuk akal.

Dari UWRF2011 aku belajar.
Tepat di hari penutupan Ubud Writer and Reader Festival 2011, sudah ditentukan tanggal kegiatan yang sama untuk tahun depan. Seperti tahun lalu, acara penutupan malam ini telah diatur sejak setahun lalu.

Menurutku, keberhasilan sebuah agenda, Tuhan menyerahkan 99% keberhasilannya pada si empunya hajatan, dan 1% force majoer atau keadaan tidak terduga milik Tuhan, tempat doa-doa dan harapan. 1% itu kecil, tapi tanpa itu 99% bukanlah 100%. Bila 99% itu isinya, maka doa yang 1% adalah bungkusnya.

Tenggat Waktu
Sebelum ke Jakarta lalu ke Bandung kukaburkan mana tujuan utama, mana tujuan ikutan, atau memang aku jalan aja tanpa tujuan yang jelas, sama seperti saat ke Ubud. Aku juga tidak sedang terikat tanggung jawab yang mengharuskan menetap di suatu tempat. Kenapa dari Ubud tidak langsung ke Jakarta lalu ke Bandung lalu kemana saja kaki melangkah? Karena pas di Ubud kehabisan duit, as simple as that :p
Siang dan malam itu saling mencintai satu sama lain, karena itu diciptakan senja dan fajar dimana mereka saling melepas rindu.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat