Belajar Ikhlas
Waktu masih SMP kelas 3, di Makassar ada satu stasiun radio swasta yg pertama pindah frekuensi ke FM, selalu menutup acaranya dengan jinggle instrument gitar klasik dan kutipan kalimat, "Hanya ikhlas yang bisa membuat kita tenang..."

Alhamdulillah, jinggle itu mengingatkanku jalan keluar untuk semua ini, dengan ikhlas! Tapi seperti biasa, kehidupan tidak memberi anda ikan yang siap santap di bawah tudung saji, kehidupan seringkali hanya memberi anda kail atau informasi mengenai arah angin dan ketinggian bulan untuk mengetahui ikan lagi dimana.
Ikhlas? Berat euy! Definisi ikhlas yang aku kenal selama ini adalah: lepaskan, berikan lalu tiba-tiba kena amnesia akut. Mulailah kupilah-pilah apa-apa saja yang ada di "leher botol" dan telah membuatku sedemikian gelisah hingga kadangkala menunda-nunda kewajibanku 5 kali sehari? Betapa terheran-herannya saat kugunakan cermin "bila aku mati hari ini", ternyata tidak ada satupun! Tak satupun kawan! Masalah yang bertumpuk di leher botol itu penting!