Puisi-puisi Muharywn #1
sewaktu kecil
sewaktu kecil dulu aku ingat ibu seringkali melarangku ke
luar rumah bila sedang hujan lebat. aku ingat ayah bercerita
pada kami tentang seorang raksasa jahat yang berkeliaran
mencari anak-anak kecil dan memakannya hidup-hidup
aku begitu ketakutan! karena itu aku saling berebut dengan
kakak dan adikku mencari tempat sembunyi paling aman
dalam sarung ayah
tapi itu dulu, kini kami sudah besar dan tak satupun di
antara kami yang hilang dimakan raksasa. kini kami sudah
dewasa dan telah mengerti sepenuhnya apa arti cerita ayah.
hanya saja bila sedang hujan lebat begini, terbayang lagi
olehku wajah ibu dan ayah.
saat ini mereka berdua tentu tak lagi cemas anak-anaknya
akan dimakan raksasa, tapi mereka tetap tabah
mengintai kami dengan cintanya, berdoa demi keselamatan
dan kebahagiaan kami selalu
1995
daun, 1
pada suatu sore di bulan januari, angin yang biasa bertiup
kencang itu mendadak terhenti di bawah sebuah pohon
mangga, "maafkan aku," ucapnya kepada daun yang jatuh,
"aku tidak bermaksud menyakitimu, aku hanya ingin
melihatmu tersenyum setiap kali aku menari."
di atas rumput basah, daun itu menjawab, "angin, engkau
memang memiliki perangai aneh dan daya pesona yang
selalu menyihirku mengagumimu. rasa cintaku itulah yang
menyebabkan aku gemetar dan jatuh ke tanah."
1994
meditasi
tak perlu kau bertanya
tentang arah yang kutuju
aku berangkat di waktu subuh yang lusuh
atau mereka-reka siapa yang begitu setia
menungguku sejak lama di jalan basah
tak perlu kau bertanya:
bukankah seseorang telah bercerita
padamu tentang sajak yang paling rahasia
maka berdiamlah
kau ada di dalamnya
1995

sewaktu kecil dulu aku ingat ibu seringkali melarangku ke
luar rumah bila sedang hujan lebat. aku ingat ayah bercerita
pada kami tentang seorang raksasa jahat yang berkeliaran
mencari anak-anak kecil dan memakannya hidup-hidup
aku begitu ketakutan! karena itu aku saling berebut dengan
kakak dan adikku mencari tempat sembunyi paling aman
dalam sarung ayah
tapi itu dulu, kini kami sudah besar dan tak satupun di
antara kami yang hilang dimakan raksasa. kini kami sudah
dewasa dan telah mengerti sepenuhnya apa arti cerita ayah.
hanya saja bila sedang hujan lebat begini, terbayang lagi
olehku wajah ibu dan ayah.
saat ini mereka berdua tentu tak lagi cemas anak-anaknya
akan dimakan raksasa, tapi mereka tetap tabah
mengintai kami dengan cintanya, berdoa demi keselamatan
dan kebahagiaan kami selalu
1995
daun, 1
pada suatu sore di bulan januari, angin yang biasa bertiup
kencang itu mendadak terhenti di bawah sebuah pohon
mangga, "maafkan aku," ucapnya kepada daun yang jatuh,
"aku tidak bermaksud menyakitimu, aku hanya ingin
melihatmu tersenyum setiap kali aku menari."
di atas rumput basah, daun itu menjawab, "angin, engkau
memang memiliki perangai aneh dan daya pesona yang
selalu menyihirku mengagumimu. rasa cintaku itulah yang
menyebabkan aku gemetar dan jatuh ke tanah."
1994
meditasi
tak perlu kau bertanya
tentang arah yang kutuju
aku berangkat di waktu subuh yang lusuh
atau mereka-reka siapa yang begitu setia
menungguku sejak lama di jalan basah
tak perlu kau bertanya:
bukankah seseorang telah bercerita
padamu tentang sajak yang paling rahasia
maka berdiamlah
kau ada di dalamnya
1995