Film: "American Hustle"

Kalau belum lama habis nonton "Closer" (2004) terus nonton "American Hustle", kesannya mungkin sama, tentang kekuatan terbesar perempuan, absurditas. Bila tokoh perempuan dalam kedua film tersebut laki-laki, keputusan-keputusan besar yang mereka ambil mesti berbeda. Laki-laki akan berusaha (sok) rasional, sekalipun tentang cinta, perkara paling absurd di muka bumi.

Intrik tipu-tipu dan agen FBI yang (kelihatan) idealis tapi sebenarnya mengejar popularitas, sudah biasa. Kenyataan, bahwa menjalankan jabatan politis (walikota Atlantic City) di masa sekarang demi kepentingan yang lebih besar, masyarakat di kota yang dia pimpin, akan sulit bila tidak kompromi dengan hal-hal yang melanggar hukum, juga tidak terlalu istimewa, masih ada pejabat publik yang berhasil tanpa berkompromi dengan apapun yang melanggar hukum, sekalipun untuk kebaikan masyarakat mereka. Entah siapa, masih ada pokoknya, atau akan ada.

Kalau saya, lebih suka mengamati karakter dua tokoh perempuan di "American Hustle" ketimbang yang lain. Bagaimana mereka menjadi 'persimpangan' bagi laki-laki yang mereka cintai dan yang tidak.

***

Bila hidup adalah perjalanan, maka bertemu persimpangan adalah hal yang wajar. Bila semua jalan terhubung satu sama lain, maka belok kemanapun sama saja.

Setiap tikungan selain memakan waktu, menawarkan pengalaman, konsekuensi dan resiko berbeda. Malah bisa tidak sampai-sampai ke tujuan karena keasyikan belok, kecuali kalau belok-belok adalah tujuan, kusut.

Beberapa 'simpang' dalam "American Hustle" yang membuat tokohnya menikung mencari jalan pintas sampai ke tujuan: perempuan; uang; popularitas; dan keinginan berbuat baik.

Perempuan
Penciptaan perempuan bukti kejeniusan Tuhan ~ Frank Slade di "Scent of A Woman". Adam saja rela keluar dari sorga demi menemani Hawa bertualang ke bumi. Mengikuti Hawa yang sudah lebih dulu mencicipi buah Khuldi.

Satu menggenapkan, dua melelahkan, tiga keganjilan, empat batasan formal. Sudah, begitu saja yang kutahu tentang perempuan, selain sampai mati tidak akan habis kekaguman pada Tuhan, bagaimana Dia mencipta setiap detil pada perempuan begitu sempurna hingga bisa menggetarkan laki-laki.

Tentang bagian mana dari detil perempuan yang paling menggetarkan, temukanlah standar sendiri yang tidak lazim. Kalau apa yang menggetarkan hal yang sudah biasa dikagumi kaum laki, bakal susah belajar setia nanti.

Sesuatu yang kita kagumi tanpa penjelasan, yang bisa membuat laki-laki lain heran, apa menariknya detil perempuan yang itu. Ini bila ketertarikan dimulai karena detil fisik.

Sudah ah.

Uang
Tujuan atau alat mencapai tujuan? Dalam film ini rancu, kadang-kadang uang menjadi tujuan, sering juga dijadikan alat mencapai tujuan. Ketika butuh uang untuk mencapai tujuan, maka dengan sendirinya uang menjadi tujuan antara. Ndak bisa cerita terlalu banyak tentang uang, saya belum ahli tentang satu ini.

Popularitas
Popularitas salah satu 'remah' dari kebaikan, selain sanjungan. Mengabaikan anggapan orang lain (atau masyarakat sendiri bila pemimpin) entah dianggap baik atau tuduhan buruk, lebih mudah bila dalam diri sendiri sudah tidak berkembang keinginan dianggap baik, keinginan menjadi popular.

Mudah mengukur niat kita saat berbuat kebaikan, apakah untuk kebaikan itu sendiri, untuk sanjungan atau untuk popularitas. Kebaikan yang ditujukan hanya untuk kebaikan tidak pernah berhenti dan tidak terburu-buru seolah tidak sabar menuai sanjungan. Ketika disanjung atau dimaki, remah-remah itu tentu sempat menempel di badan, tapi segera disapih.

Keinginan Berbuat Baik
Keinginan berbuat baik adalah bentuk ujub yang paling halus. Jangan berbuat baik hanya ketika sedang ingin. Lakukan karena memang harus dilakukan, begitu nasihat guru mengaji.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat