Puasa Pesbuk, Akhirnya...

Teringat kisah yg pernah dituturkan MH. Ainun Najib dalam salah satu bukunya.. Saat itu dia masih bujang dan tinggal di Yogyakarta, kendaraan utamanya untuk kemana-mana itu sepeda. Ke warung sepeda, ke malioboro nengokin Sutardji sepeda, suwun ke tempat Omar Kayam sepeda. Hingga suatu hari dia merasa sudah amat tergantung pada sepedanya itu. Asal mau kemana-mana rasanya tidak nyaman kalau tidak pake pakai sepeda. Lalu diajaknya lah sepedanya berdialog *rekaan aku aja dialognya* "Sampeyan ini siapa sih? Kok bisa-bisanya bikin aku ketergantungan kek gini? Kita sama-sama ciptaan gitu? Masih muliaan aku lah, sampeyan rakitan manusia sama kayak aku malah. Rendahan sampeyan lah. Tidak mau aku tergantung sama kamu yg jelas-jelas bukan sebaik-baiknya tempat bergantung."

Kira-kira begitulah juga kenapa sampai ku non-aktifkan untuk sementara akun FB ku..



Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat