Melukis Lagi

Mulai tadi sore jelang ashar, demi hargai pemberian Zaenal Beta (atau Zaenal Beta menangkap, emosiku perlu 'ditumpahkan' dalam bentuk lukisan :D ), 1 kanvas 60cm x 60cm, 1 kanvas 90cm x 150cm dan cat minyak 1 kotak 12 warna, mesti malam ini bakal susah tidur. Udah mulai terasa ngilu-ngilunya otot halus bagian dalam, dari pergelangan tangan, bahu, dada sampai punggung, yang sering ngelukis pasti tahu, bukan otot utama yang banyak bekerja saat menarik palet atau kuas, tapi otot halus, otot yang jarang banget dipake. Mungkin itu, makanya pelukis senior bisa kenali seseorang biasa melukis atau tidak, saat melihat tangannya.

Capeknya mirip kalau badan lama tidak dipake olahraga, tiba-tiba ikut lomba lari maraton, cuma kalo ngelukis, pegal terasa adanya di otot dalam, dipijet juga gak hilang. Pegal ini muncul dua kali biasanya, waktu otot halus itu pertama kali dipake (lagi), juga setelah beberapa lama tidak difungsikan. Masalah, kalo kanvas dari Zaenal sudah kepake semua, susah tidur lagi dong? :D Semoga tidak. Jadi penguat tema semua aktifitas, sampai yang utama selesai, buku, pengalaman di pulau. Motret banyak tentang laut. Sekalian nanti lukisanku numpang ngetop di galeri online lukisan Zaenal Beta :D

Tergantung gaya melukis juga kali ya? Kalo realis, naturalis dan surealis, gerakannya serba lembut, goresannya hati-hati, semuanya detail, mungkin gak terlalu capek. Tapi kalo ekspresionis atau impresionis gaya yang dulu aku pake sampai sekarang mesti capek, memang pas ngelukis seperti "lupa diri". Kalo cat putih tadi gak habis, mestinya sejam kelar 60cm x 60cm. Post produksi sejam, pra-produksinya sudah seminggu ngeliatin kanvas kosong. Bisa kebayang, betapa "kawat" otot halus mendiang Affandi.

***

Otot halus yang tersembunyi tapi ada, kadang bikin takjub sendiri. Ada goresan-goresan aneh, yang dibayangkan pun belum pernah, bisa lahir dari gerakannya. Otot utama dan kelihatan banget bila selalu dilatih, bukannya tidak kepake, menurutku saat itu 'komando' tidak sedang berada padanya. Mirip hidup ya, ada yang lahir ada yang batin.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat