Jatuh Cinta Aja
 |
| heart of stone | 2012 @aanburhany |
Jatuh cinta aja, tanpa harap berbalas, karena cinta itu membaikkan, pada yang jatuh cinta dan pada yang dicintai. Berkorban aja untuk dia yang kau cintai, sebesar apapun yang kau bisa, agar dia bahagia, karena kebahagiaanmu tergantung pada kebahagiaan mereka yang kau cintai.
Jangan dihitung-hitung, namanya kan berkorban, bukan investasi. Tidak, itu bukan pengorbanan, apa masih perlu merasa berkorban, padahal itu untuk kebahagiaan kita sendiri, yang bahagia karena bisa membahagiakan.
Setia itu dongeng untuk sebagian laki-laki. Kalau lelaki atau perempuanmu jatuh cinta pada yang lain, biarkan saja, dukung bahkan (kalau mampu) agar dia serius pada cinta lainnya. Setidaknya, bila ia gagal setia dengan kita, pada cintanya yang lain ia bisa setia. Walau semua wanita indah dimata laki-laki, tidak semua masuk ke hatinya, ada yang langsung terus ke bawah perutnya tanpa singgah di hati.
Ini sarkastik tapi begitu adanya. Sebagian kita jatuh cinta pada manusia, tapi belum menganggap yang kita cintai itu manusia. Kecintaan kita bagai melihat barang yang harus dimiliki, seperti melihat gadget edisi terakhir, motor sport teknologi terbaru. Ingin digenggam, dinaiki, dipacu, eh.
Cinta itu sendiri sudah anugerah yang membaikkan, bisa bersama (bukan memiliki) seseorang yang kita cintai itu bonus tambahan. Bahkan patah hati saat tertolak, tidak bisa bersama jalani hidup dengan dia yang kita cintai, itu juga sakit yang membaikkan. Tidak perlu menghibur diri dengan merendahkan dia yang menolak kita dengan bergumam, kita tidak bersama, karena Tuhan menyimpan yang lebih baik untukku.
Berpasangan itu bukan bentuk komparasi ada yang lebih baik dan ada yang tidak baik. Berpasangan itu klop, kecocokan. Tidak bisa bersama, berarti tidak cocok. Itu aja.
*sehabis menonton Habibi-Ainun. Footnote edisi ge-eran:
Pak Habibie mirip aku *ini harus mules sendiri pas nulisnya* bukan kejeniusan, apalagi kisah cintanya, juga bukan karir akademik. Sama-sama pernah terlibat di kereta api. Yah, cuma mirip satu (_ _') gak mirip dong. Gak jadi deh diceritain..
Setia itu dongeng untuk sebagian laki-laki. Kalau lelaki atau perempuanmu jatuh cinta pada yang lain, biarkan saja, dukung bahkan (kalau mampu) agar dia serius pada cinta lainnya. Setidaknya, bila ia gagal setia dengan kita, pada cintanya yang lain ia bisa setia. Walau semua wanita indah dimata laki-laki, tidak semua masuk ke hatinya, ada yang langsung terus ke bawah perutnya tanpa singgah di hati.
Ini sarkastik tapi begitu adanya. Sebagian kita jatuh cinta pada manusia, tapi belum menganggap yang kita cintai itu manusia. Kecintaan kita bagai melihat barang yang harus dimiliki, seperti melihat gadget edisi terakhir, motor sport teknologi terbaru. Ingin digenggam, dinaiki, dipacu, eh.
Cinta itu sendiri sudah anugerah yang membaikkan, bisa bersama (bukan memiliki) seseorang yang kita cintai itu bonus tambahan. Bahkan patah hati saat tertolak, tidak bisa bersama jalani hidup dengan dia yang kita cintai, itu juga sakit yang membaikkan. Tidak perlu menghibur diri dengan merendahkan dia yang menolak kita dengan bergumam, kita tidak bersama, karena Tuhan menyimpan yang lebih baik untukku.
Berpasangan itu bukan bentuk komparasi ada yang lebih baik dan ada yang tidak baik. Berpasangan itu klop, kecocokan. Tidak bisa bersama, berarti tidak cocok. Itu aja.
*sehabis menonton Habibi-Ainun. Footnote edisi ge-eran:
Pak Habibie mirip aku *ini harus mules sendiri pas nulisnya* bukan kejeniusan, apalagi kisah cintanya, juga bukan karir akademik. Sama-sama pernah terlibat di kereta api. Yah, cuma mirip satu (_ _') gak mirip dong. Gak jadi deh diceritain..
