Rel Rumit Itu Diatur Dengan Tuas Sederhana



Note ini mulai kubikin saat kereta Argo Parahyangan yg menuju Gambir melambat saat buka puasa tiba, atau KM80 an kalo lewat tol Cipularang (menurut info dari aplikasi foursquare). Gambar ini kupotret dari atas jembatan penyebrangan waktu mau ke stasiun Bandung. Kupotret karena jalur-jalur rel yang tumpang tindih menuju ke stasiun nampak rumit dan ribet, namun dengan pengaturan rute yang baik, kereta dari lajur 1 hingga lajur 6 tidak saling bertubrukan.

Rumit bila kita hanya melihatinya saja, namun menjadi sederhana oleh masinis dan petugas pintu rel kereta api. Mirip dengan aturan routing iptables di jaringan komputer.

Seperti juga hidup kita. Terkadang rumit, terkadang sederhana. Tergantung apakah kita sudah berada di atas rel, baik itu rel teladan yg sudah diberikan oleh orang-orang yang bertujuan sama dengan kereta kita, atau kita ingin menjadi pionir dengan membangun rel baru? Tentu saja bukan karena sekedar ingin popularitas namun karena ada perbaikan signifikan dari rel sebelumnya yang sudah ada.

Bila hidup mulai terasa rumit dan ribet, mungkin ada baiknya kita mulai mencari hal-hal sederhana di dalam diri yang akan mengembalikan kita ke dalam rel yang benar. Hal sederhana seperti kita dari mana, sedang di mana, mau kemana, dan bila.

Petugas rel kereta api di stasiun mengarahkan keretanya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana itu, yang kini kugunakan untuk memikirkan akan dari mana aku melanjutkan rel yang tengah kubangun dan dengan siapa.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat