Pulang Subuh

Sudah jam 4 pagi, tak apalah ketemu bencong di warung pas singgah beli rokok sebelum pulang. Sempat tertidur sebentar di noc3 di jalan Nuri, karena capek sehabis tegakkan kembali antena yang rubuh tertiup angin kencang karena kesalahan mendasar. Hanya ada dua kawat labran yang mengikatnya di kiri dan kanan, padahal anginnya datang dari depan dan belakang. Rubuh. Teknisi yang bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahannya tidur, kecapekan main zynga poker. Mitos: Ketemu bencong bisa ketiban sial, faktanya antena sudah rubuh sebelum ketemu.

Bulan yang berat --Salah sendiri, bulan kok diangkat? Mestinya bulan dilamar.-- PLN Palu mengamuk, memamerkan kontrol tunggalnya pada energi listrik.Hidup mati sesuka hati, tra la la tri li li tara di di..

Habis-habisan daya survival dikerahkan dari mengkanibal UPS dengan aki basah 50A dan 30A, hingga mengadakan genset, pontang-panting dari satu BTS ke BTS lain. Mengatur keuangan super ketat karena sudah pasti 2 bulan ini akan merugi. Belum lagi masalah hati. Berat kalau diangkat, tapi kalau dijalani paling parahnya aku dibuat merayap.

Apa ini Tuhan? Sedang cari uangkah saya atau sedang menyiksa diri? Lompatan pikiran di kepalaku bagaimana mensiasati keadaan, memilih alat, menemukan konfigurasi router yang "PLN friendly", subsidi silang keuangan, keluhan pelanggan, mengurus tagihan. Sejak kapan sudah di kepalaku semua? Hei, kepala dan hatiku seperti kantong ajaib doraemon. Semua ada di sana! :D

Dalam bahasa indonesia kita mengenal subyek, obyek, dan kata kerja/kata sifat. Aku ada di ketiganya, melompat-lompat di sana. Subuh ini kusimpulkan, tidak ada lagi hal yg tidak kutuntaskan dalam hidupku setelah keputusan berhenti kuliah di tengah jalan. Tetap akan kujalani. Kemungkinannya hanya ada 3. Aku memperbaiki, diperbaiki atau terbaikkan. Bila kemungkinannya hanya aku merusak, dirusak dan terusak, tidak perlu bertemu bencong dini hari tadi.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat