N a k . . .

"Tahun ini kita lebaran tanpa baju baru.."
"Ayah tidak sanggup, bila kita berjalan ke tanah lapang dengan derap sepatu kulit baru, sementara di Tasik, Abah, Ujang dan Asep berjalan tanpa alas kaki.."

"Tahun ini kita lebaran tanpa mengecat rumah.."
"Ibumu tidak kuat mencium bau tajam cat baru plafon rumah, sementara di Garut saudara kita tidur beratapkan langit, menatap bintang, mewasapadai hujan.."

Anakku terdiam dan tersenyum mengangguk.
Aku yakin dia mengerti bahwa ada baju dan rumah lebih bagus yang menantinya di atas sana.

Dialog imajiner dengan bakal anakku yg masih tidur dalam tulang sumsum.

Popular posts from this blog

Resensi Buku Suka-Suka: "Picatrix"

Ejapi Tompi Na Doang

Debat